Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Selandia Baru Batalkan Paruh Pertandingan Bola, Setelah Qatar lakukan Rasisme

Pemain Selandia Baru dan Pemain Qatar (ESPN.com)

ANDALPOST.COM — Pada pertandingan persahabatan Selandia Baru dengan Qatar, dilaporkan timnas Selandia Baru pada paruh kedua telah menolak tampil melawan Qatar di Austria pada Senin (19/6/2023). 

Hal itu dilakukan mereka setelah seorang pemain Qatar menyebut bek All Whites, Michael Boxall sebagai julukan rasis.

“Seorang pemain Qatar menggunakan cercaan rasial terhadap bek All Whites Michael Boxall setelah terjadi konfrontasi antar pemain. Cercaan rasisme itu didengar oleh beberapa pemain Selandia Baru, termasuk Boxall,” kata New Zealand Football (NZF), dalam sebuah pernyataan.

Insiden itu terjadi disaat paruh waktu pertandingan. Di mana kala itu Selandia Baru berhasil memimpin dengan 1-0 setelah gol di menit 16 yang dilakukan oleh Marko Stamini.

Cercaan rasisme yang dilakukan oleh pemain Qatar kali itu membuat Wasit di pertandingan yang bernama Manuel Schöntgruber melakukan diskusi panjang dengan kapten Selandia Baru, Joe Bell.

Kericuhan Saat Pertandingan Qatar dan Selandia Bru (1News.com)

“Tidak ada tindakan resmi yang diambil sehingga tim setuju untuk tidak berpartisipasi di paruh kedua pertandingan,” kata NZF di media sosial.

Kepala Eksekutif Sepak Bola Selandia Baru, Andrew Pragnell mengatakan, para pemain Selandia Baru secara kolektif setuju untuk menghentikan permainan.

Selain itu juga, dewan pesepak bola lainnya juga mendapat dukungan penuh untuk tim Selandia Baru

“Tidak ada tempat untuk rasisme dalam sepak bola,” katanya.

Disisi lain, Pelatih Qatar yaitu Carlos Queiroz mengatakan timnya mendukung pemain Qatar.

“Tampaknya dua pemain bertukar kata, dan kami tidak tahu siapa yang pertama dan siapa yang kedua … hanya di antara mereka,” kata pelatih Portugal itu kepada saluran olahraga Al-Kass.

“Para pemain Selandia Baru memutuskan untuk mendukung rekan setim mereka dan kami juga memutuskan untuk mendukung pemain kami,” lanjut Carlos.

“Biarkan otoritas sepak bola memutuskan apa yang terjadi di sini,” ucap terakhir Carlos.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.