Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Semarak Sekaten Solo 2023, Banyak Wahana Permainan dan Kuliner

Suasana di Alun-Alun Kidul, tempat diselenggarakannya Sekaten 2023. (Foto: The Andal Post/Shin Puan Maharani)

ANDALPOST.COM — Acara rutin di Kota Solo, Jawa Tengah, yaitu Pasar Malam Sekaten telah digelar sejak Jumat (8/9/2023) hingga Minggu (8/10/2023), Sabtu (23/9/2023).

Sekaten digelar untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Acara andal Sekaten merupakan acara tahunan yang digelar di Kota Solo sejak abad ke-15. Acara tahunan ini pun diselenggarakan di Alun-alun utara Keraton Surakarta.

Sehingga, acara tahunan ini memiliki kaitan erat dengan sejarah penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Tokoh utama dibalik lahirnya tradisi Sekaten ialah Wali Songo.

Mereka menggunakan tradisi Sekaten untuk menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.

Mulanya, Sekaten merupakan kelanjutan upacara tradisional yang dilakukan oleh raja-raja zaman Majapahit. Hal itu dilakukan sebagai bentuk upacara selamatan guna menjaga keselamatan kerajaan. 

Tetapi, seiring berjalannya waktu, Sekaten berubah menjadi sarana untuk penyebaran agama Islam khususnya di Jawa Tengah. Penyebarannya kala itu pun diketahui melalui media kesenian gamelan. Lantaran pada saat itu, masyarakat Jawa menyukai kesenian gamelan.

Alhasil, pada acara Sekaten tidak lagi menggunakan rebana, dan justru digantikan oleh gamelan sebagai pengiring untuk melantunkan shalawat.

Sekaten di Solo, Jawa Tengah, biasanya ditandai dengan adanya pasar malam. Pasar malam tersebut digelar selama sebulan penuh.

Tanda dimulainya Sekaten diawali dengan membunyikan gamelan yang akan diarak ke masjid. Biasanya, acara tahunan ini berlangsung dari tanggal 5 hingga 12 Rabiul Awal.

Setelah gamelan ditabuh, kemudian dilanjutkan dengan Tumplak Wajik dan Grebeg Maulud. Tumplak Wajik digelar selama dua hari sebelum Grebeg Maulud.

Acara Tumplak Wajik merupakan permainan lagu dengan kentongan. Lagu yang kerap dimainkan dalam Tumplak Wajik. Seperti Owal Awil, Tundhung Setan, Lompong Keli, dan lainnya.

Rangkaian acara terakhir yaitu Grebeg Maulud. Dalam acara ini kerap terdapat gunungan yang terbuah dari hasil bumi, seperti buah-buahan, sayuran, beras ketan, dan lainnya.

Gunungan ini melambangkan kesejahteraan kerajaan. Usai berdoa, gunungan tersebut kemudian dibagikan ke masyarakat.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.