Respons Amerika Serikat
Dalam responsnya terhadap ucapan Smotrich, Juru Bicara Sekretaris Negara Amerika Serikat, Ned Price menanggapi, bahwa komentar tersebut tidak bertanggungjawab.
“Komentar tersebut tidak bertanggungjawab. Itu sangatlah menjijikkan. Benar-benar menjijikkan,” ucapnya pada Rabu (1/3).
Ned pun menuturkan, bahwa mereka juga mengutuk pernyataan provokatif tersebut yang merupakan hasutan untuk melakukan kekerasan.
“Sama seperti kami mengutuk kelakuan Palestina akan kekerasan, kami juga mengutuk pernyataan provokatif ini yang juga merupakan hasutan untuk melakukan kekerasan,” tambahnya.
Direktur Eksekutif DAWN, Sarah Leah Whitson pun menekankan, bahwa pemerintahan Biden tidak mengizinkan pejabat senior pemerintah menghasut kekejaman terhadap warga sipil Palestina. Terlebih dengan menyebarkan retorika kekerasan dan kebencian mereka di Amerika Serikat.
“Hubungan khusus Amerika-Israel seharusnya juga memiliki batasan, dan melarang Smotrich akan menjadi pengumuman bahwa Amerika tidak mentolerir pernyataan yang mendukung kekerasan seperti itu,” lanjutnya.
Advokat hak-hak Palestina telah mendesak Amerika Serikat sendiri untuk melakukan aksi konkrit dalam meminimalisir aksi kekerasan yang dilakukan oleh Israel.
Lebih dari 60 warga Palestina, diantaranya militan dan warga sipil, telah dibunuh oleh pasukan Israel semenjak awal tahun ini.
Sementara di pihak Israel, 14 warga sipil tewas dalam serangan. Kecuali seorang petugas polisi paramiliter.
Diketahui, lebih dari 600.000 orang Yahudi tinggal di 140 permukiman yang dibangun sejak pendudukan Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur dalam perang Timur Tengah 1967.
Sebagian besar komunitas internasional menganggap permukiman itu ilegal menurut hukum internasional, meskipun Israel membantahnya. (xin/ads)