Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Serangan Udara Israel Sebabkan 30 Orang di Kamp Pengungsi Jabalia Tewas

Warga Palestina berupaya menyelamatkan seorang anak laki-laki yang terperangkap di reruntuhan menyusul serangan Israel sebelumnya terhadap sebuah rumah di Jabalia di Jalur Gaza utara, 19 Oktober 2023. (Foto: Anas al-Shareef/Reuters)

ANDALPOST.COM — Setidaknya 30 orang tewas, sebagian besar merupakan perempuan serta anak-anak, akibat serangan udara Israel, Minggu (22/10/2023). Lokasi serangan tersebut tepat berada di kamp pengungsi Jabalia di Gaza, beber unit pertahanan sipil setempat.

Kementerian Dalam Negeri Gaza mengatakan ada banyak korban jiwa menyusul serangan udara Israel pada Minggu malam terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di delapan kamp pengungsi terbesar di jalur tersebut. Jenazah mereka ditemukan di bawah reruntuhan bangunan yang dibom.

Tak hanya korban tewas, banyak dari mereka juga mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit guna mendapatkan pertolongan.

“Kami sangat kekurangan obat-obatan dan peralatan medis,” kata direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara.

Israel terus mengebom Jalur Gaza selama lebih dari dua minggu sebagai tanggapan atas serangan Hamas di wilayah Israel pada tanggal 7 Oktober.

Serangan terhadap kamp tersebut terjadi ketika jumlah korban tewas di Gaza meningkat menjadi 4.651 orang. Sedangkan jumlah korban luka-luka menjadi 14.245 orang sejak saat itu, menurut kementerian kesehatan daerah kantong yang terkepung tersebut.

‘Kami tidak akan pernah aman’

Kamp Jabalia yang padat penduduknya juga merupakan rumah bagi tiga sekolah yang dikelola oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).

Beberapa dari sekolah-sekolah ini telah diubah menjadi tempat penampungan bagi ratusan keluarga pengungsi.

Ada juga pemboman sebelumnya terhadap kamp tersebut oleh Israel. 

Amnesty International melaporkan bahwa pada tanggal 9 Oktober, serangan udara Israel menghantam pasar di kamp tersebut, salah satu daerah tersibuk di Gaza dengan jumlah korban tewas yang belum diketahui dalam serangan tersebut.

Salah satu penghuni kamp yang selamat mengatakan kejadian dua minggu terakhir telah mengubah segalanya.

“Bagi saya,” Asmaa Tayeh, seorang penulis muda.

“Saya yakin kita tidak akan pernah aman bahkan setelah perang usai. Faktanya, saya tidak akan pernah merasa bebas selama Palestina masih diduduki dan rakyatnya diteror,” sambungnya.

Pengiriman bantuan pertama tiba di Jalur Gaza pada hari Sabtu (21/10/2023) dan Minggu. Namun, kelompok bantuan mengatakan bantuan tersebut hanya sedikit dari jumlah yang dibutuhkan karena ribuan orang masih terjebak.

Sementara diketahui sebelum tanggal 7 Oktober, beberapa ratus truk bantuan tiba di Gaza setiap hari.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.