Silvio Berlusconi Dicap Politisi Badut
“Ada banyak kekhawatiran tentang liputan media asing yang menggambarkan politisi kita sebagai badut. Tapi sebenarnya kami membuat skenario ini sendiri,” kata Orsina.
“Media asing mendasarkan laporan mereka pada liputan kami sendiri, yang berfokus pada aspek sepele dan mengabaikan kompleksitas politik yang sebenarnya,” bebernya.
Menurut Francesco Galietti, seorang analis politik Italia, Berlusconi juga harus dikenang karena kemampuannya mengelola hubungan nan sulit, terutama di awal tahun 2000-an.
“Dia adalah satu-satunya pemimpin dalam beberapa tahun terakhir yang memahami peran potensial Italia dalam skenario internasional,” ujar Galietti
“Dia mampu mengumpulkan para pemimpin seperti Presiden Rusia Vladimir Putin, Recep Tayyip Turki Erdogan dan Presiden Amerika Serikat George Bush pada kesempatan-kesempatan tertentu,” jelas Galietti.
“Tidak ada pemimpin Italia lain setelah dia yang bisa menangani tingkat keterlibatan internasional itu,” sambung Galietti.
Sayangnya, ia gagal mencapai kesepakatan dengan mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan Kanselir Jerman saat itu Angela Merkel pada 2011 yang menekan Italia untuk restrukturisasi pasar lantaran utang Italia dan krisis euro meningkat.
Popularitasnya mencapai titik terendah sepanjang masa dan periode ini menandai berakhirnya mandat terakhir Berlusconi.
“Sejak itu, banyak pemimpin partai Italia mencoba meniru pengaruh Berlusconi, tetapi tidak ada yang berhasil sejauh.” ungkap Galietti
“Semua orang ingin mewarisi warisannya, tapi tidak ada yang tahu caranya, terutama di luar politik dalam negeri,” lanjutnya. (spm/lfr)