Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Simak, Peraturan Tidak Masuk Akal di Berbagai Sekolah Jepang

Asosiasi Fukuoka Bar (FBA) menerbitkan survei yang menekankan terkait peraturan sekolah di Jepang yang ketat | Sumber: urban cow/Getty Images

ANDALPOST.COM — Sebuah survei yang dilakukan oleh Asosiasi Fukuoka Bar (FBA), menyatakan bahwa masih terdapat sekolah-sekolah di Jepang, salah satunya Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang memiliki peraturan yang tidak masuk akal, Senin (31/07/2023).

Diketahui, pihak asosiasi (FBA) yang berasal dari Fukuoka, menyatakan mayoritas SMP di kota Fukuoka memiliki peraturan yang ketat.

Berbagai peraturan ketat dan tidak masuk akal tersebut. Termasuk warna baju dalam (atasan dan bawahan) dan bentuk model rambut pada para siswa.

Alhasil, berbagai contoh insiden pun berhasil di data oleh pihak asosiasi, yang menyatakan peraturan ketat di sekolah-sekolah tersebut dapat melanggar hak asasi manusia.

Di sisi lain, tidak semua sekolah sama. Terdapat penurunan peraturan ketat bagi pemain baseball di sekolah-sekolah SMA (Sekolah Menengah Atas) Jepang, yang sebelumnya sangat ketat.

Laporan Survei Asosiasi Fukuoka Bar

Menurut pihak FBA, sekitar 80 persen dari total 69 SMA public di kota Fukuoka memiliki peraturan terkait warna akan baju dalaman siswa.

Berdasarkan dokumen dari pihak asosiasi, sekitar 57 sekolah di Fukuoka membutuhkan para siswa untuk menggunakan baju dalam berwarna putih atau warna lain.

Lalu, 50 dari 69 sekolah tersebut, menetapkan seragam apa yang harus dipakai berdasarkan gender pemakai tersebut. 

Selanjutnya, 62 sekolah juga membatasi atau melarang gaya rambut spesifik. Contohnya gaya rambut yang dipotong kedua samping kepala untuk laki-laki. 

Serta, rambut panjang dari atas ke bawah untuk perempuan.

Berikutnya, pihak asosiasi juga melampirkan hasil wawancara mereka dengan berbagai siswa, orang tua, dan para pengajar. Terkait pengalaman mereka akan peraturan sekolah yang ketat.

Ilustrasi seragam sekolah SMA di Jepang, para siswa menggunakan blazer | Sumber: JAPAN Educational Travel

Alhasil, beberapa respons dari siswa termasuk mereka (diduga para perempuan) ‘dipaksa’ untuk mencopot baju dalam mereka. Sebab mereka tidak menggunakan tipe yang sudah dispesifikasikan oleh pihak sekolah.

Selain itu, terdapat laporan juga di mana, para siswa harus mengantri di sebuah lorong dan membuka baju atas mereka. 

Lalu dilaporkan, warna dalaman para siswa perempuan juga diperiksa di hadapan para siswa laki-laki di tempat gym sekolah.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.