Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Sunak dan Macron Tegaskan Komitmen Andal Guna Keamanan Eropa di KTT Inggris-Prancis

Rishi Sunak dan Emmanuel Macron. (Foto: Twitter Rishi Sunak)

ANDALPOST.COM – Perdana Menteri (PM), Rishi Sunak dan Presiden Emmanuel Macron serta menteri Kabinet Inggris dan Prancis akan berkumpul di Paris pada Jumat (10/3), untuk menghadiri KTT Inggris-Prancis.

Dalam acara andal tersebut, sejumlah petinggi negara akan membahas isu penting dan memperkuat kemitraan guna mengatasi tantangan. Termasuk menghentikan kapal kecil, mengamankan pasokan energi domestik, dan melindungi rakyat dari ancaman Rusia.

Tak hanya itu, Sunak dan Macron rencananya juga membahas bagaimana mengubah aliansi, sehingga negara mampu mengatasi ancaman di masa depan.

Terlebih, selama dekade terakhir, Inggris dan Prancis secara rutin menjadi kontributor Eropa terbesar pertama dan kedua NATO. 

“Sejarah kami yang mendalam, kedekatan kami, dan pandangan global kami yang sama berarti bahwa kemitraan yang kuat antara Inggris dan Prancis tidak hanya berharga, tetapi juga penting,” kata Rishi Sunak.

Sehingga, Inggris dan Prancis menjadi satu-satunya sekutu Eropa yang menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Serta menjadi satu-satunya kekuatan nuklir di kawasan tersebut.

Kedua negara itu juga bertanggung jawab untuk bekerja sama guna menjamin keamanan Eropa.

“Dari mengatasi momok migrasi ilegal hingga mendorong investasi di ekonomi satu sama lain, pekerjaan yang kita lakukan bersama meningkatkan kehidupan setiap orang di negara kita. Di luar itu, Inggris dan Prancis juga memiliki peran istimewa sebagai pembela keamanan Eropa dan global,” imbuh dia.

Lancaster House Treaties

Sejak 2010 silam, hubungan Inggris dan Prancis kian kuat lantaran perjanjian yang dibuat dalam Lancaster House Treaties

Perjanjian itu menjadikan Prancis sebagai mitra pertahanan dan keamanan terdekat Inggris selain Amerika Serikat (AS).

Di bawah perjanjian Lancaster House, Inggris dan Prancis membentuk Pasukan Ekspedisi Gabungan Gabungan (CJEF), yang memiliki anggota lebih dari 10.000 personel untuk dikerahkan dalam menghadapi krisis.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.