Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Survei EGF Menemukan Persaingan China dan AS di Asia Timur Semakin Mengkhawatirkan

Survei EGF Menemukan Persaingan China dan AS di Asia Timur Semakin Mengkhawatirkan
EGF menerbitkan sebuah laporan penelitian terkait pandangan tiga negara di Asia Timur akan ketegangan antara China dan Amerika Serikat. (The Andal Post/Eeza Putri)

ANDALPOST.COM – Sebuah organisasi non-profit yang menyediakan informasi geopolitik, yakni Eurasia Group Foundation (EGF), menerbitkan salah satu laporan mereka terkait survei yang dilakukannya, mengenai pandangan kompetisi antara China dan Amerika Serikat (AS) di Asia Timur, Senin (12/06/2023).

Melalui laporan yang berjudul “Caught in the Middle: Views of US-China Competition Across Asia”. Para peneliti EFG, melakukan sebuah survei dari pandangan atau persepsi 1.500 orang dewasa di antara tiga negara di Asia Timur.

Ketiga negara yang disurvei, yakni Korea Selatan, Filipina, dan Singapura. EGF melakukan survei akan pandangan 1.500 orang tersebut, akan opini mereka terkait kompetisi antara China dan AS yang sedang terjadi.

Ditambah pula, survei terkait pandangan dari orang-orang akan kecemasan negara mereka dalam keadaan ini.

Latar Belakang Ketiga Negara dengan AS

Seperti yang disebutkan, ketiga negara yang disurvei adalah Korea Selatan, Filipina, dan Singapura. Tentunya, masing-masing dari negara tersebut memiliki suatu hubungan diplomatik dengan AS.

Pertama, untuk Korea Selatan sendiri, negara ini memiliki suatu aliansi dengan AS, khususnya ketika perang dingin, melawan pengaruh Uni Soviet.

Alhasil, dengan adanya intervensi Korea Utara pada saat itu, serta dengan China pada perang Korea. AS pun, membantu Korea Selatan dengan mempertahankan status quo, dengan resolusi yang belum selesai sampai saat ini.

Survei EGF Menemukan Persaingan China dan AS di Asia Timur Semakin Mengkhawatirkan
Ilustrasi ketiga negara yang disurvei oleh EGF terkait pandangan mereka akan AS dan China | Sumber: EGF

Kedua, negara Filipina juga termasuk salah satu negara yang memiliki aliansi dengan AS. Filipina pun sempat menjadi ‘koloni’ pada abad ke-19 untuk AS, akan tetapi setelah perang dunia kedua, Filipina pun merdeka.

Lalu, relasi antara Filipina dan AS juga sempat mengalami penurunan, ketika Presiden Rodrigo Duterte, lebih memihak kepada China pada saat masa pimpinannya.

Ketiga, untuk Singapura sendiri yang merdeka dari Inggris dan pisah dari Malaysia pada tahun 1960an. Negara tersebut memilih untuk independen saat perang dingin, dengan tidak memilih AS atau Uni Soviet pada saat itu.

Alhasil, dengan fokus Singapura untuk perkembangan ekonominya, negara ini telah menjadi salah satu negara yang kompetitif secara ekonomi. Saat ini, Singapura pun tidak memihak antara China dan AS. 

Target Survei dan Rangkuman Hasil Penelitian

Berikutnya, dari 1.500 orang yang melakukan survei EGF, sekitar 52 persen merupakan laki-laik dan 48 persen adalah perempuan. 

Hampir seluruh dari responden ini berasal dari pendidikan SMA dan universitas, dengan mayoritas sedang bekerja dalam waktu lebih dari 30 jam per minggu.

Alhasil, berbagai sumber informasi yang mereka terima terkait kompetisi antara China dan AS pun berasal dari berita televisi dan media sosial.

Secara keseluruhan, sekitar 90 persen responden ‘khawatir’ terkait kondisi konfrontasi geopolitik antara China dan AS. Dengan sekitar, 66 persen ‘sedikit cemas’ dan 24 persen ‘sangat cemas’.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.