ANDALPOST.COM- Meskipun tuntutan sudah dilayangkan kepada mereka, tabloid asal Inggris Daily Mirror tetap meminta maaf kepada pihak Pangeran Harry pada Rabu (10/5/2023) atas tindakannya membuntuti Harry.
Namun, tabloid tersebut menolak klaim bahwa mereka melakukan hal lainnya terhadap Harry pada sebuah pengadilan yang dihadiri mereka. Dalam pengadilan tersebut, Harry mengungkapkan bahwa Daily Mirror sempat menyadap ponselnya.
Harry juga menuduh tabloid tersebut “mengumpulkan informasi dalam skala industrial”.
Pengakuan bahwa penerbit Daily Mirror mempekerjakan penyelidik swasta untuk artikel tahun 2004 berjudul “Sex on the beach with Harry”. Hal tersebut mungkin hanya memberi Duke of Sussex sekilas rasa kepuasan.
Pasalnya, cerita yang dipermasalahkan bukan salah satu dari hampir 150 cerita yang menurut Harry dihasilkan dari penipuan. Meskipun, pengungkapan itu mungkin tidak banyak berpengaruh pada putusan.
Ujian Terbesar Harry
Sidang tujuh minggu yang dibuka di London adalah ujian terbesar Harry dalam pertarungan hukumnya melawan media Inggris itu. Dia dan tiga orang lainnya, termasuk dua aktor sinetron, menggugat Koran Mirror Group atas dugaan penyalahgunaan informasi pribadi antara 1991 dan 2011.
Sang pangeran tidak hadir di pengadilan saat pengacaranya, David Sherborne, memulai pernyataan pembukaannya.
Ia mengatakan bahwa tindakan melanggar hukum “meluas dan menjadi kebiasaan” oleh reporter dan editor di Daily Mirror, Sunday Mirror, dan Sunday People.
“Itu adalah banjir ilegalitas,” kata Sherborne.
“Tapi lebih buruk lagi, banjir ini disetujui oleh eksekutif senior, redaktur pelaksana, dan anggota dewan.” lanjutnya.
Beberapa faktur dan catatan telepon sudah sangat tua menunjukkan bagaimana departemen berita, hiburan, olahraga, dan foto. Mereka mengandalkan penyelidik yang melakukan taktik yang tidak bermoral.
Sherborne mengatakan bahwa mantan editor Daily Mirror Piers Morgan mengetahui peretasan tersebut dan bahkan berpartisipasi. Morgan secara terbuka membantah terlibat dalam peretasan telepon.
Tuduhan tersebut kembali ke skandal yang meletus atas jurnalis dan mata-mata pribadi yang menyadap pesan suara. Hal itu bertujuan untuk mengetahui anggota keluarga kerajaan, politisi, atlet, selebritas, dan bahkan korban kejahatan.
Hal tersebut berevolusi dari peretasan berteknologi rendah dengan memasukkan kata sandi default di hari-hari awal voicemail. Menjadi menggunakan penipuan untuk mendapatkan catatan medis, menyadap telepon dan menyadap rumah.
Penerbit Mirror Group Newspapers membantah bahwa mereka meretas telepon untuk mencegat pesan suara Harry. Ketiga lainnya mengatakan mereka telah membawa klaim mereka melewati batas waktu enam tahun.
Pengakuan Pihak Penerbit
Namun dalam surat-surat pengadilan yang menguraikan pembelaannya, penerbit tersebut mengakui mengumpulkan informasi yang melanggar hukum.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.