Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Tak Mau Ketinggalan, Youtube Juga Luncurkan Menu ‘Belanja’ di Korea Selatan

Tak Mau Ketinggalan, Youtube Juga Luncurkan Menu ‘Belanja’ di Korea Selatan
Platform YouTube yang tidak lama lagi melebarkan sayapnya. (Sumber: TechWiser)

ANDALPOST.COM – Situs web berbagi video yang dibuat oleh tiga mantan karyawan PayPal pada awal tahun 2005 lalu, YouTube sukses menyita banyak penikmat. Menurut laporan We Are Social dan Hootsuite, ada 2,51 miliar pengguna YouTube di seluruh dunia pada Januari 2023. 

Sama seperti platform media sosial lainnya, YouTube juga terus melakukan inovasi agar tidak ketinggalan zaman. Yang awalnya YouTube sebagai media penyebaran video baik artis hingga non artis. Namun kini muncul kabar bahwa YouTube ingin mengikuti jejak Instagram hingga TikTok yang menyediakan layanan berbelanja bagi penggunanya. 

Dilansir dari Reuters, YouTube akan meluncurkan saluran belanja resmi pertamanya untuk live commerce di Korea Selatan pada 30 Juni mendatang. Kabar ini pertama kali disiarkan oleh kantor berita Yonhap pada Rabu (21/6/2023). 

Alasan Uji Coba Fitur di Korea Selatan

Korea Selatan menjadi negara tujuan YouTube pertama untuk melakukan uji coba fitur ini. Alasannya, saat ini, Korea Selatan telah memiliki bisnis perdagangan streaming langsung yang berkembang pesat yang dipimpin oleh raksasa teknologi Naver (035420.KS). Ini akan menjadi saingan berat YouTube sebab perusahan milik Alfabet (GOOGL.O) memang berfokus untuk menjadi lebih “belanja”. 

“Saluran baru akan beroperasi dalam bahasa Korea dan akan dimulai sebagai proyek 90 hari. Pada awalnya itu akan menyediakan platform perdagangan langsung untuk perusahaan. Dan berencana untuk menyiarkan langsung konten belanja dari sekitar 30 merek”, kata Yonhap dan media Korea lainnya, mengutip orang yang mengetahui masalah tersebut.

“Ini adalah saluran belanja resmi pertama YouTube di negara mana pun,” tambahnya.

“Kami dapat bereksperimen dengan berbagai fitur Belanja YouTube dari waktu ke waktu,” kata juru bicara YouTube, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

YouTube dipengaruhi oleh pengiklan yang membatasi pengeluaran dan persaingan dari platform seperti TikTok.

Chief Business Officer Google Philipp Schindler mengatakan pada bulan Februari ada “banyak potensi untuk memudahkan orang berbelanja dari pembuat, merek, dan konten yang mereka sukai”.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.