Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Teknologi Terbaru di Jalan Tol, Bayar Nggak Perlu Berhenti

Teknologi Transaksi Non Tunai Nirsentuh atau MLFF diberlakukan pada 2023 di Indonesia. (Sumber: Good News from Indonesia)

Pengguna hanya perlu melakukan registrasi kendaraan beserta data diri. Setelah itu, melakukan pilihan pembayaran pada aplikasi tersebut.

Namun, Andalpeeps juga perlu mengetahui cara lain untuk bisa melewati jalan tol dengan MLFF ini. Terdapat dua cara lain yang disarankan oleh Badan Pengatur Jalan Tol, simak selengkapnya di bawah ini.

1. E-OBU

Selain menggunakan aplikasi Cantas, cara kerja teknologi MLFF ini mengharuskan para pengguna jalan tol yang masuk mengaktifkan Electronic On-Board Unit.

“Setelah E-OBU aktif, GPS akan menentukan posisi pengguna berdasarkan satelit yang kemudian (melakukan) proses pencocokan peta pada pusat sistem,” jelas akun @pupr_bpjt.

Cara ini direkomendasikan bagi pengendara yang menggunakan satu mobil tetap dengan ponsel pribadi yang terintegrasi dengan berbagai metode pembayaran elektronik.

2. Electronic Route Ticket

Kalian perlu membeli Electronic Route Ticket sekali pakai di situs resmi atau aplikasi MLFF. Dengan cara ini, para calon pengguna jalan tol harus memasukkan titik masuk dan keluar tol.

“Selain itu, pengendara juga dapat menggunakan perangkat Electronic Route Ticket dimana pengguna dapat memilih titik masuk dan keluar sesuai rute perjalanan sekali pakai,” tulis lebih lengkap akun tersebut.

Cara ini direkomendasikan bagi kaum yang jarang menggunakan jalan tol.

“Mudahnya lagi, saat mulai keluar rumah pengguna jalan tol sudah bisa langsung mengaktifkan aplikasi Cantas,” imbuhnya.

Adanya evolusi pembayaran tol ini akan menjadi sebuah kemajuan yang akan memberi manfaat untuk berbagai pihak. Pasalnya, berdasarkan data World Bank 2019 kemacetan di Indonesia memberikan kerugian bagi Indonesia sebesar USD 4 miliar atau setara Rp 56 Triliun.

Sedangkan, Data dari Roatex MLFF Feasibility study tahun 2020 menyatakan bahwa kerugian akibat antrian Gerbang Tol diperkirakan mencapai USD 300 atau setara Rp 4.4 Triliun per tahun.

(NFK/MIC)