ANDALPOST.COM — Peluncuran satelit Korea Utara (Korut) pada Rabu (31/5/2023) berakhir dengan kegagalan setelah roket jatuh ke laut.
Media pemerintah serta para militer Korea Selatan (Korsel) pun telah menemukan bagian-bagian dari satelit tersebut.
Roket peluncuran satelit Chollima-1 mengalami kegagalan, lantaran ketidakstabilan pada mesin dan sistem bahan bakar, lapor kantor berita negara KCNA.
Padahal penerbangan tersebut merupakan upaya peluncuran satelit keenam negara bersenjata nuklir itu. Diawali dengan peluncuran sejak tahun 2016 silam.
Jika tidak mengalami kegagalan, satelit Chollima-1 tersebut seharusnya menjadi satelit mata-mata pertama Korut di orbit.
Sehingga, muncul peringatan darurat dan evakuasi singkat di beberapa bagian Korsel dan Jepang, sebagai dampak kegagalan peluncuran roket tersebut.
Meski begitu, tidak terjadi kerusakan atas insiden itu.
Satelit Pengintaian Militer
Sementara itu, Kepala Staf Gabungan Korsel mengatakan militer sedang melakukan operasi penyelamatan untuk memulihkan bagian dari kendaraan peluncuran luar angkasa.
Militer pun membagikan foto puing-puing yang ditarik dari air. Termasuk benda silinder besar, dan ditempatkan ke pelampung.
George William Herbert, asisten profesor di Pusat Studi Nonproliferasi dan konsultan rudal, mengatakan gambar-gambar itu menunjukkan setidaknya bagian dari roket. Termasuk bagian “antartahap” yang dirancang untuk terhubung ke tahap lain.
“Kemungkinan besar itu adalah roket berbahan bakar cair, dan benda bulat berwarna coklat di dalamnya kemungkinan ialah tangki propelan untuk bahan bakar atau pengoksidasi,” terang Herbert.
Pejabat Amerika Serikat (AS), Korsel, dan Jepang pun melakukan panggilan telepon. Di mana mereka mengecam peluncuran tersebut, kata Kementerian Luar Negeri Jepang.
“Ketiga negara akan tetap waspada dengan rasa urgensi yang tinggi,” lanjutnya.
Korut mengatakan akan meluncurkan satelit pengintaian militer pertamanya antara 31 Mei dan 11 Juni untuk meningkatkan pemantauan kegiatan militer AS.
Pekan lalu, Korsel pun menempatkan satelit di orbit dengan roket yang dirancang dan diproduksi di dalam negeri untuk pertama kalinya.
Sedangkan, China mengirim tiga astronot ke stasiun luar angkasanya sebagai bagian dari rotasi awak, Selasa (30/5/2023).
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.