Selain itu, ditemukan juga gawai atau handphone di dalam bantal milik korban yang terbungkus rapih dalam plastik bening. Hingga rok warna hitam dan bintik-bintik putih yang disimpan di dalam lemari kamar. Keseluruhannya barang tersebut dijadikan sebagai barang bukti tambahan.
Hingga kini, berdasarkan keterangan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua, pihaknya masih terus berupaya untuk menggali informasi secara langsung dari keterangan pelaku.
Hukuman Bagi Pelaku
Tersangka KW (22), pegawai cleaning service di RSUD Nabire, Papua, akhirnya mengakui perbuatannya. Namun, pihak kepolisian masih terus menjalankan proses penyidikan terhadap motif pembunuhan terhadap korban.
“Sampai saat ini tersangka masih tunggal, namun penyidik masih terus mengembangkan kasus ini,” kata Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri.
Akhirnya, pria berusia 22 tahun tersebut ditetapkan sebagai tersangka. Ia pun dijerat dengan Pasal 338 Subsider 351 Ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
Fakta yang terungkap ini pun mendapat sorotan dari publik. Melalui postingan pada Twitter Pos Kota, warganet pun ramai memberikan komentar terkait kasus pembunuhan Dokter Mawar.
“Itu orang-orang Nabire suruh di sekolahin. orang asli sana biar jadi dokter dan sekolah jadi spesialis sekalian. Masih bagus ada dokter spesialis ditempatkan di sana malah dibunuh,” komentar akun @archweezy
“Pembunuhan kok semakin marak dan ngeri, perlu didata kah kesehatan jiwa warga negaranya?” tanya akun @rozegems
“Dokter ditempatin di pelosok tapi jaminan keamanannya kurang. Sulit,” tulis akun @maulanarifki
“Jaman pas ke Papua pernah diceritain sama TNI setempat kalau perempuan disana rawan apalagi nakes, banyak yang diperkosa dengan modus malem-malem dijemput buat bantu lahiran,” cuit @wiwitferiw
“Setelah baca berita, kayaknya pelakunya enggak 1 orang deh.. Soalnya mulut berbusa dan tulang ada yang sampai patah (korban),” tulis akun @089_rok (rnh/ads)