Usai viralnya kasus Jaouen ini, Asosiasi Sepakbola Prancis pun dikecam oleh berbagai pihak. Bagaimana tidak, federasi tersebut menolak untuk memberikan jeda untuk dihentikan dan memberi waktu bagi pemain untuk melakukan buka puasa.
Sebenarnya Jaouen Hadjam tidak sendiri melakukan ibadah puasa di liga Prancis. Oleh sebab itu, banyak pihak yang memprotes kebijakan yang dibuat oleh FFF (Federasi Sepakbola Prancis).
FFF sebagai pihak yang bertanggung jawab atas peraturan tersebut kemudian memberi alasan dibalik diberlakukannya aturan tersebut.
Pihak FFF menilai, larangan tersebut dibuat agar sepak bola terhindar dari isu agama. Mereka tidak ingin sepak bola dimasuki unsur politik, agama, hingga ideologi.
Salah satu pihak yang melayangkan protes ialah Ulstras PSG. Kelompok suporter PSG tersebut menampilkan spanduk protes pada saat duel antara PSG dan Lyon.
“Sebutir kurma, segelas air: Mimpi buruk bagi FFF,” tulis spanduk protes yang dibuat Ultras PSG.
Sementara langkah yang diambil oleh FFF ini berbeda dengan yang ditempuh oleh Premier League.
Di Liga Inggris, para pemain yang sedang menjalani ibadah puasa diperbolehkan untuk melakukan buka puasa. Wasit mendapat izin untuk melakukan interupsi agar pemain bisa membatalkan puasanya. (azi/ads)