Pertama, Threads hadir sebagai obat di tengah kelimpungan sosial media terutama Twitter. Sebagai ‘counter’ dari platform micro-blogging tersebut, Threads menjadi tempat yang lebih aman.
Bukan tanpa alasan, Twitter memang menjadi salah satu media sosial tertua dan tetap eksis. Namun, Twitter selalu dikaitkan dengan hal-hal negatif.
Sebagai pengguna, jika ingin mengetahui sebuah kasus atau kontroversi, Twitter kerap menjadi jalan ninja untuk mengetahui informasi tersebut.
Kedua, aplikasi Threads tidak meminta penggunaan untuk mengisi data diri dari awal. Melainkan langsung mencatut informasi dari Instagram.
Hasilnya, Threads menjadi tempat yang lebih sulit untuk penggunanya menggunakan nama samaran. Hal ini tentu berdampak positif pada persebaran informasi.
Tidak dipungkiri kehadiran Twitter menjadi sebuah tempat yang kaya akan informasi. Namun tidak sedikit pula informasi yang dibagikan oleh pengguna dengan nama samaran.
Ini menjadi celah bagi para oknum yang ingin memanfaatkan situasi untuk memberikan informasi palsu.
Apalagi dengan tidak adanya nama asli, pengguna kesulitan untuk mencari tahu siapakah penyebar informasi tersebut.
Dengan kehadiran Threads dan dihubungkan dengan akun Instagram, maka para penggunannya akan lebih berhati-hati dalam memberikan informasi. Hal ini dikarenakan menyangkut pada reputasi dan juga nama baik.
Meski demikian, kemampuan Meta untuk menjauhkan diri dari kontroversi langsung ditantang.
Tetapi dari pihak Meta sendiri telah mempunyai fokus sendiri yaitu pada subjek yang lebih ringan. Seperti olahraga, musik, mode, dan desain. (paa/ads)