Tauhid, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance yang berbasis di Jakarta, mencatat, “masuknya TikTok akan membuat persaingan di antara para pemain e-commerce semakin kuat. Pada akhirnya, konsumen akan memiliki pilihan yang lebih baik.”
Bagi TikTok, investasi ini berfungsi sebagai manuver strategis untuk menavigasi larangan belanja media sosial di Indonesia dan menghidupkan kembali aspirasi e-commerce nya di negara ini.
Langkah ini dilakukan ketika TikTok menghadapi tantangan dalam memenangkan konsumen Amerika, dengan pembeli AS menghabiskan $ 4 juta per hari untuk barang-barang yang dijual melalui platform.
Pada bulan September, TikTok secara resmi meluncurkan TikTok Shop di AS, tetapi penjual telah menyuarakan kekhawatiran tentang proliferasi produk berkualitas rendah di platform.
Dengan usaha patungan ini, TikTok bertujuan untuk memanfaatkan kehadiran GoTo yang mapan di sektor e-commerce Indonesia.
Memanfaatkan pertumbuhan pasar yang diantisipasi dan memperkuat posisinya sebagai pemain kunci dalam ekonomi digital global.
Keberhasilan kemitraan ini dapat memiliki implikasi yang luas bagi kedua perusahaan dan lanskap e-commerce yang berkembang di Indonesia.
Usai Indonesia dihebohkan dengan akan kembalinya TikTok Shop. Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk malah ditimpa kabar tidak baik.
Saham perusahaan yang memiliki kode GOTO mengalami pembukaan di zona hijau pada level 109 pada awal perdagangan pada Senin (11/12/2023).
Namun, nilai saham tersebut mengalami penurunan signifikan sebesar 20,37 persen, turun ke level 86 pada penutupan sore hari. Penurunan ini terjadi setelah pengumuman resmi mengenai kolaborasi dengan TikTok. (paa/ads)