TikTok Menyimpan Data di Tanah Eropa
Sebagai bagian dari upayanya untuk meredakan kekhawatiran ini, TikTok kini akan menyimpan data pengguna Eropa secara lokal.
Kekhawatiran utama para pejabat keamanan Eropa adalah risiko data pengguna TikTok yang disimpan oleh negara Tiongkok. Pihak berwenang yang memberlakukan larangan telah memperingatkan bahwa email, kontak, dan komunikasi lainnya dapat diakses oleh Beijing. Sebab aplikasi tersebut ada bank data milik Beijing.
Satu pusat data di Dublin kini telah beroperasi dan direncanakan untuk pusat data lainnya di Irlandia. Serta satu lagi di wilayah Hamar di Norwegia.
Sementara lebih dari data 150 juta pengguna TikTok di Eropa akan dipindahkan melalui salah satu dari tiga pusat data milik TikTok.
Dalam informasi terbaru mengenai proyek tersebut dan bersamaan dengan pengumuman pusat data pertama yang akan online, wakil presiden TikTok untuk kebijakan publik di Eropa, Theo Bertram, mengatakan bahwa perusahaan keamanan pihak ketiga juga akan digunakan untuk mengaudit pekerjaan TikTok secara independen di pusat data tersebut.
Project Clover telah menugaskan NCC Group, sebuah perusahaan keamanan siber global yang berkantor di seluruh Eropa. Di mana untuk meneliti kontrol data TikTok dan melaporkan setiap insiden yang terjadi dalam proses transfusi data tersebut.
Sementara Stephen Bailey, direktur privasi global di NCC Group mengatakan, ia bangga TikTok telah memilih NCC untuk menjadi penyedia keamanan pihak ketiga dalam proyek tersebut.
“Pengawasan, pemantauan, dan jaminan objektif kami berarti bahwa pengguna platform di Eropa dan Inggris dapat percaya pada peningkatan standar keamanan data yang ditetapkan TikTok, yang melampaui persyaratan peraturan Eropa,” katanya.
TikTok mengatakan bahwa NCC Group akan mengidentifikasi dan menanggapi setiap upaya akses yang mencurigakan atau tidak wajar. Juga akan berupaya meningkatkan keamanan dari data pengguna TikTok. (paa/ads)