Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Trump Diduga Terima Lebih dari Rp 1 Triliun Akibat Penipuan

Mantan Presiden Donald Trump yang menghadiri sidang yang menyeret namanya Sumber: Financial Times

ANDALPOST.COM — Persidangan kasus penipuan yang dilakukan Donald Trump telah dimulai pada Senin (2/10/2023) di New York. Para media menyorot kasus ini sebab apa yang dilakukan Trump selama persidangan dinilai sangat buruk dan tidak mencerminkan kepribadian seorang mantan kepala negara.

Jaksa Agung New York, Letitia James menggugat Trump dan Trump Organization pada September 2022 karena penipuan bisnis. Ia menuduh Trump dan rekan-rekannya memperoleh lebih dari $100 juta (Rp 1 triliun) dengan secara curang menggelembungkan nilai aset real estat mereka. Lalu menuntut denda sebesar $250 juta (Rp 2,5 Triliun). 

Hakim Mahkamah Agung Negara Bagian, Arthur Engoron pun mengeluarkan putusan ringkasan parsial minggu lalu yang memutuskan bahwa Trump melakukan penipuan bisnis dan memerintahkan semua sertifikat bisnisnya di New York dibatalkan. 

Hal ini membuat hampir mustahil untuk melakukan bisnis di New York dan secara efektif dapat mematikan Trump Organization yang ada saat ini.

Persidangan Kasus Trump

Donald Trump berbicara dengan wartawan saat istirahat tengah hari di pengadilan Sumber: News Sky

Sidang yang digelar pada hari Senin (2/10/2023) ini bertujuan untuk menentukan berapa besar kerugian yang harus dibayar Trump kepada New York. Ia menghabiskan sepanjang hari menuduh James, yang berkulit hitam, bersikap rasis terhadapnya dan menuduh Engoron sebagai agen Demokrat.

Sesaat sebelum memasuki ruang persidangan, Trump sempat menemui para awak media. Di pertemuan tersebut Trump tetap melakukan pembelaan dan mengaku tidak terlibat pada kasus yang terjadi tersebut. 

“Mereka mencoba merusak saya sehingga saya tidak bisa melakukan yang terbaik seperti yang saya lakukan dalam pemilu. Negara kita sudah seperti neraka,” ucap Trump. 

Ia juga mengulangi bahwa persidangan tersebut adalah “perburuan penyihir terbesar sepanjang masa,” salah satu frasa favoritnya. Juga yang Trumps gunakan berkali-kali di Truth Social sepanjang hari.

Trump pun menuduh Engoron selaku hakim yang menangani kasus tersebut bahwa Engoron “telah mengambil keputusan” sebelum sederet bukti ditunjukkan di persidangan.

“Ini konyol,” kata Trump.

“Dia seorang hakim dari Partai Demokrat, dia seorang agen, dan itu konyol.”

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.