ANDALPOST.COM – Turnamen final Volleyball Nations League (VNL) 2023 di Arlington, AS, mencapai puncak yang mendebarkan dengan China dan Turki mengamankan posisi mereka di babak final. Baik Turki dan China sama-sama melaju ke partai final usai mengalahkan Polandia dan juga Amerika Serikat.
Partai penentu tersebut digelar pada Senin (17/7/2023) pagi WIB. Pertandingan tersebut juga berjalan cukup alot sejak set pertama.
Jalannya Pertandingan
Jalan yang ditempuh Turki untuk mendapat gelar juara tidaklah mudah. Duel yang cukup alot antara para pemain China dan juga Turki membuat keingin menang dari kedua negara sama besar.
Tapi, di timnas volly putri Turki memiliki sang playmaker, Melissa Teresa Vargas. Vargas mampu menyelesaikan tugasnya yang selama ini memiliki pengaruh paling besar pada serangan-serang Turki. Beruntung Turki mampu mengamankan set pertama dengan selisih poin tipis, 25-22.
Kekalahan pada set pertama membuat kubu China langsung berbenah. Sejak awal set kedua, China langsung tancap gas melakukan serangan. Li Yingying selaku playmaker untuk China juga berhasil menampilkan kemampuan apiknya.
Turki yang sebelumnya bermain rapat dan agresif langsung tampak kerepotan meladeni China. Sedangkan China berhasil menaikkan kepercayaan dirinya dan terbukti mampu menang 25-22 pada set kedua.
Di babak ketiga dan keempat, Turki langsung bangkit dari keterpurukan di kedua. Vergas kembali menjadi tulang punggung untuk Turki.
Berkat arahan dari sang pelatih, Turki kembali mampu menutup game ketiga dengan skor 25-19. Dan di set penentuan, China semakin terpuruk, jarak skor saat Turki menutup kemenangan semakin jauh yaitu 25-15. Turki menutup laga final tersebut dengan blok yang tidak mampu dikembalikan oleh China.
Sejarah Baru Turki
Pencapaian di turnamen paling bergengsi untuk volly ini membuat Turki mengemas kemenangan pertama mereka di sepanjang sejarah. Pencapaian terbaik Turki sebelumnya ialah hanya menjadi runner up pada ajang VNL pertama yang berlangsung pada 2018.
Untuk China yang mendapat posisi juara kedua juga merupakan pencapaian terbaiknya. Negeri panda tersebut tidak pernah mencapai babak final di turnamen VNL.
Sejak awal, China juga tidak menaruh harapan besar pada turnamen tersebut. Oleh sebabnya menjadi juara kedua adalah pencapaian yang sudah luar biasa untuknya. Masyarakat China juga tampak tidak kecewa atas hasil yang dibawah pulang oleh para punggawa volley putri di ajang tersebut.
“Menjadi runner-up dengan skuat ini cukup memuaskan, tetapi kami membutuhkan penguatan dalam memblokir, bertahan, serta mengatur serangan kami,” tulis seorang pengguna Weibo yang dikutip dari South China Morning Post.
Tidak sedikit pula yang berkomentar mengenai penampilan individu pemain. Ada yang menuliskan bahwa Li Yingying menjadi tulang punggung China sehingga ketika tim tersebut memiliki tiga pemain yang skillnya seperti Yingying maka bukan hal mustahil China mengemas gelar.
“Kami membutuhkan setidaknya dua pemain seperti Li [Yingying] untuk menjadi tim yang lebih baik – mereka tidak memiliki daya tembak yang cukup,” celoteh komentar yang lain.
Beberapa penggemar lain bersikeras China masih membutuhkan pemain bintang mereka kembali. Salah satu pemain andalan China saat ini sedang mengalami cedera pergelangan tangan.
Zhu Ting sudah absen sejak musim lalu ketika mengalami cedera di turnamen Italia. (azi/fau)