Terputusnya ajaran ini makin parah usai Champa terisolasi politik yang membuat mereka, khususnya Muslim di wilayah Phan Rang dan Phang Ri, tertinggal oleh proses dan perkembangan Islamisasi dunia Melayu.
Alhasil, mereka melahirkan tradisi ‘Islam’ unik, dan kontroversial. Berikut beberapa di antaranya:
Tidak Wajib Salat dan Puasa
Bani Cham tidak salat lima waktu, melainkan hanya mendirikan salat Jumat.
Mereka berpandangan kalau kewajiban melaksanakan salat bisa diwakilkan melalui perwakilan yang disebut Acar. Acar inilah yang kemudian “menitipkan” salat dari keluarganya agar kehidupan di dunia dan akhirat berlangsung baik.
Setali tiga uang dengan salat, Umat Islam Cham juga tidak diwajibkan untuk berpuasa. Sama seperti dengan salat, Umat Cham beranggapan ibadah Ramadan dapat diwakilkan pada pemimpin agama.
Hal menarik juga terjadi di pemuka agama. Pada bulan Ramadan, pemuka agama ini melakukan semacam meditasi. Mereka tidak berbicara, makan, dan minum selama tiga hari.
Jika sudah lewat periode ini, maka mereka akan melakukan kegiatan dakwah di dalam masjid selama 15 hari di bulan Ramadan.
Bulan Ramadan Tidak Boleh Makan Daging
Berbeda dengan bulan Ramadan yang berjumlah 30 hari, Bani Cham memaknai Ramadan hanya 15 hari. Ini karena dalam kalender Bani Cham, Ramadan terbagi dalam dua fase yang masing-masing berdurasi selama 15 hari.
Pada fase pertama yang disebut bingun, Bani Cham dilarang makan daging dan melakukan penguburan. Sementara pada fase kedua yang disebut klam, Bani Cham akan menyelenggarakan upacara agama di masjid. (azi/ads)