Beberapa saksi mengatakan, mereka hanya mendapat sedikit pemberitahuan. Padahal kobaran api menghabiskan Lahaina dalam hitungan menit.
Bahkan, beberapa orang terpaksa terjun ke Samudera Pasifik untuk menyelamatkan diri.
Namun, proses evakuasi Lahaina kian sulit lantaran lokasi pantai terletak di perbukitan, hanya ada dua jalan keluar, kata Andrew Rumbach, spesialis iklim dan komunitas di Institut Perkotaan di Washington.
“Ini adalah mimpi buruk,” kata Rumbach.
“Api yang bergerak cepat di tempat padat penduduk dengan komunikasi yang sulit, dan tidak banyak pilihan yang baik dalam hal evakuasi,” imbuhnya.
Pulau itu memiliki enam tempat penampungan yang beroperasi untuk para pengungsi, dan para pejabat.
Kini, mereka tengah menyusun rencana untuk menampung para tunawisma baru di hotel dan properti persewaan wisata.
Pejabat kabupaten mengatakan penduduk Lahaina diizinkan untuk memeriksa rumah mereka pada Jumat sore.
Hotel yang Terdampak
Di sisi lain, tiga hotel Marriott di Maui Barat ditutup karena pemadaman listrik, dan para tamu telah dievakuasi dari properti, menurut juru bicara perusahaan.
Sekitar 12.400 rumah dan bisnis mati listrik pada hari Jumat, menurut Kabupaten Maui.
Relawan membentuk rantai manusia pada Jumat sore di Pelabuhan Maalaea untuk memindahkan susu formula bayi, popok, pakaian, bahan bakar, dan perlengkapan lainnya ke perahu.
Kapten kapal berencana untuk berlayar berkeliling ke daerah yang terkena dampak kebakaran dan membawa perbekalan ke pantai dengan jetski.
Kebakaran Maui adalah kebakaran hutan terbaru yang terjadi saat musim panas melanda seluruh dunia. (spm/ads)