Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Vietnam Berharap dapat Perdalam Hubungan Bilateral dengan AS

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken (kiri) dan Menteri Luar Negeri Vietnam Bui Thanh Son (kanan). (Foto: Twitter)

Menurut Chinh, percakapan kedua pemimpin negara tersebut berhasil.

Ulang tahun diplomatik dan panggilan telepon Biden-Trong dapat mengarah pada pertemuan antara keduanya di bulan Juli mendatang.

Sementara itu, Blinken mengatakan kepada wartawan bahwa keamanan adalah salah satu komponen kunci dari hubungan kedua negara.

Washington dan perusahaan pertahanan AS secara terbuka mengatakan, mereka ingin meningkatkan pasokan militer ke Vietnam. 

Hingga kini masih terbatas pada kapal penjaga pantai dan pesawat latih lantaran negara itu berusaha untuk melakukan diversifikasi dari Rusia.

Mitra Perdagangan

Kunjungan Blinken tersebut merupakan bagian dari strategi AS yang lebih luas di Asia Tenggara untuk membangun koalisi guna melawan China dan mencegah potensi tindakan Beijing terhadap Taiwan. 

Sejumlah negara di kawasan itu enggan memusuhi tetangga raksasa mereka. Di mana memiliki kekuatan militer serta mitra dagang utama dan sumber investasi.

Bagi AS, Vietnam merupakan mitra dagang penting di Asia Tenggara.

Sehingga, tak heran jika AS ingin meningkatkan hubungan bilateral.

Tetapi, hal itu menjadi kebimbangan antara bekerja sama dengan AS tanpa membuat China murka.

Kendati Vietnam khawatir dengan meningkatnya klaim China di Laut China Selatan.

Kalkulus diplomatik semakin diperumit dengan hubungan yang semakin dekat antara Beijing dan Moskow. 

Pada tahun lalu, China-Rusia mendeklarasikan kemitraan tanpa batas di tengah invasi Moskow ke Kyiv.

Padahal, di perairan Vietnam kedua kekuatan memiliki kepentingan yang berlawanan. Sebab perusahaan Rusia mengekstraksi gas yang diklaim oleh China.

Sejumlah analis menyatakan keraguan tentang potensi peningkatan tersebut.

“Untuk satu hal, tidak perlu, dari perspektif Vietnam, untuk memusuhi China. Hal lainnya adalah bahwa Hanoi ingin menghindari tampil secara terbuka sebagai bagian dari Strategi Indo-Pasifik AS yang dirancang untuk melawan China,” beber Analis Pertahanan Senior Rand Corporation Derek kata Grossman. (spm/ads)