Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Viral Aplikasi ChatGPT Buatan OpenAl, Lantas Apa Kegunaannya?

ChatGPT buatan OpenAl memungkinkan penggunanya untuk melakukan percakapan dengan robot. (Design by @salwadiatma)

ANDALPOST.COM – Aplikasi viral ChatGPT buatan OpenAl tengah populer di kalangan warganet. Platform tersebut sudah ada sejak Rabu (30/11/2022) dan tersedia bagi masyarakat umum untuk tahap uji coba publik.

ChatGPT sendiri merupakan sebuah teknologi chatbot atau robot yang dapat membalas ucapan maupun percakapan manusia. Mereka diprogram sehingga dapat menghasilkan percakapan dua arah.

Platform ini dibuat oleh perusahaan teknologi andal bernama OpenAI yang bermarkas di San Fransisco, Amerika Serikat (AS).

Menurut Chief Executive Officer (COE) OpenAl, Sam Altman, dalam kurun waktu sepekan usai dirilis, lebih dari satu juta pengguna telah mencoba aplikasi ChatGPT.

Cara Kerja

OpenAl mengungkapkan bahwa ChatGPT akan menggunakan sebuah teknik pembelajaran mesin andal bernama Reinforcement Learning from Human Feedback (RLHF). Dari situ, mereka dapat mensimulasikan percakapan, menjawab pertanyaann, mengakui kesalahan, membantah pernyataan yang salah, serta menolak permintaan tidak pantas.

“Format dialog memungkinkan ChatGPT untuk menjawab pertanyaan tindak lanjut, mengakui kesalahannya, menantang premis yang salah, dan menolak permintaan yang tidak pantas,” menurut keterangan di situs resmi OpenAl.

Saat perkembangan awalnya, aplikasi ChatGPT melibatkan pelatih artificial intelligence (AI) yang menyediakan dialog. Pada proses tersebut, mereka pun membangun percakapan.

Nantinya, ChatGPT akan berusaha mengerti pertanyaan yang diajukan oleh pengguna dan membalasnya dengan jawaban panjang menyerupai teks yang ditulis manusia dalam format percakapan.

Kegunaan

Aplikasi ChatGPT dapat digunakan untuk berbagai bidang, termasuk pembuatan konten daring, menjawab pertanyaan tentang layanan pelanggan, serta periklanan digital.

Tak hanya itu, beberapa pengguna mendapati bahwa aplikasi tersebut dapat membantu melakukan debug code.

Lebih lanjut, ChatGPT juga dapat menjawab berbagai pertanyaan sembari meniru gaya berbicara manusia.

Kekurangan

Sama halnya dengan aplikasi berbasis AI, ChatGPT juga mempunyai kekurangan. OpenAl mengatakan bahwa aplikasi tersebut memiliki kecenderungan mengeluarkan jawaban yang “terdengar masuk akal, namun tidak benar atau tidak logis”.

Masalah tersebut menjadi tantangan besar yang harus diselesaikan OpenAl. Tak hanya itu, inovasi AI juga dapat melanjutkan bias sosial, termasuk bias dalam gender, kebudayaan, serta ras.

Platfrom lain seperti Amazon dan Google mengakui bahwa sejumlah proyek milik mereka yang mengandalkan AI juga memiliki kekurangan dan keterbatasan.

Bahkan, pada beberapa perusahaan, manusia harus turun tangan guna memperbaiki kekacauan dalam teknologi AI.

Namun terlepas dari kekurangan etrsebut, pengembangan inovasi di bidang AI memang banyak diminati. Hal ini terbukti pada investasi pengembangan AI serta operasional perusahaan meningkat menjadi Rp202 triliun tahun lalu.

Siapa Pemilik OpenAl dan Apakah Elon Musk Terlibat?

OpenAl merupakan sebuah perusahaan dan pengembangan yang berdiri sebagai organisasi nirlaba pada tahun 2015 silam oleh investor Silicon Valley, Sam Altman dan pemilik Twitter, Elon Musk.

Namun tak hanya mereka berdua, pemodal ventura Peter Thiel juga turut berinvestasi di OpenAl pada 2019 lalu. Diketahui bahwa OpenAl membuat entitas nirlaba untuk menerima investasi dari berbagai pihak.

Pada tahun 2018, Elon Musk meninggalkan jejeran dewan OpenAl. Ia kemudian membuat sebuah utas melalui Twitter pribadinya bahwa ia menghentikan akses OpenAI ke database Twitter.

(SPM/MIC)