Komentar Lost LeBlanc
Lost LeBlanc dalam akun blognya menjelaskan bahwa digital nomad memanglah seorang yang aktif memanfaatkan teknologi seperti laptop dan gawai lainnya.
Selain itu, mereka dapat bekerja dari coffee shop, ruang kerja, bahkan kamar hotel sekalipun.
“Ini mungkin terdengar luar biasa, tetapi untuk mematahkan mitos tersebut, digital nomaden sejatinya tidak sedang berlibur panjang dan hidup dengan keluarga mereka,” tulis Lost LeBlanc dalam akun blognya yang berjudul, How To Become Digital Nomad In Bali.
“Mereka bekerja sangat keras, seringkali 7 hari seminggu, untuk membuat hidup ini menjadi kenyataan,” lanjut Lost LeBlance.
Walaupun terlihat meyakinkan dan mendambakan, ternyata itulah gambaran dan kenyataan dari para pekerja jarak jauh atau digital nomad ini. Meskipun begitu, agaknya memilih menjadi nomad di kota-kota di Indonesia merupakan pilihan yang tepat.
Alhasil, Indonesia dikenal dengan biaya hidupnya yang tidak begitu mahal. Mulai dari biaya penginapan sampai makanan (bagi orang asing).
Begitulah gambaran bagaimana menjadi seorang digital nomad. Walaupun bebas bekerja dari manapun dan tidak memiliki jam kerja. Namun, mereka juga bisa menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tetap bekerja.
Pasalnya, pekerjaan mereka tidak terbatas pada tempat, jadi di manapun mereka berada bisa menjadi bagian dari pekerjaannya.
Meskipun begitu, di saat yang sama, mereka juga bisa membuat pekerjaannya terasa menyenangkan. Tergantung dengan bagaimana pintarnya para digital nomad memilih tempat untuk tinggal dan bekerja. (nfk/fau)