Laporan tersebut secara rinci menggambarkan bagaimana orang-orang dilecehkan dan diteror oleh geng kriminal selama berbulan-bulan, negara tidak mampu menghentikannya.
Laporan setebal 24 halaman itu juga berisi kejadian dari 8 Juli hingga 31 Desember tahun lalu.
Setidaknya 263 orang tewas dan sekitar 57 perempuan serta anak perempuan diperkosa di kawasan Cite Soleil. Hal ini menjadi pusat pertempuran sengit antara geng di Haiti.
Lantas selama itu pula penduduk Haiti hidup dalam teror, lantaran maraknya pembunuhan secara acak dengan penembak jitu.
Pejabat setempat mengungkapkan penembak jitu akan berdiri di sekolah dan bangunan lain pada siang bolong untuk menyerang penduduk yang tidak bersalah. Sehingga, rata-rata enam orang tewas atau terluka di setiap minggunya.
Target dalam penembakan jitu tersebut ialah 17 wanita dan beberapa anak-anak. Situasi diperparah sebab anggota geng juga memasuki rumah secara acak. Sehingga menewaskan 95 orang, termasuk enam anak, yang salah satunya berusia dua tahun.
Aksi tragis seakan tak mau henti, ketika orang-orang yang mencoba melarikan diri dari kekerasan, tersebut nyawanya dihabisi di pos pemeriksaan darurat.
“Penting untuk ditekankan bahwa kekerasan dan pelanggaran ini tidak dilakukan secara acak tetapi dimotivasi oleh kepentingan aktor politik dalam menguasai wilayah,” menurut laporan tersebut.
Pejabat setempat pun mencatat setidaknya ada tiga orang dibunuh oleh satu pemimpin geng karena mereka berbicara tentang adanya kemungkinan intervensi militer asing. (spm/ads)