Dilaporkan, saham Amazon telah jatuh lebih dari 39 persen sejak awal tahun, meskipun perusahaan itu masih bernilai lebih dari $1 triliun.
“Kami melihat tanda-tanda bahwa anggaran masyarakat ketat, inflasi masih tinggi,” kata Chief Financial Officer Amazon Brian Olshavsky selama panggilan telepon tentang pendapatan kuartal ketiga perusahaan.
“Kami sedang mempersiapkan periode pertumbuhan yang lebih lambat, seperti kebanyakan perusahaan,” tambahnya.
Namun,setidaknya dalam kesempatan itu, para eksekutif berusaha meyakinkan karyawan, bahwa tidak semua tim akan diberhentikan.
PHK Perusahaan lain
Selain Amazon, sejumlah raksasa teknologi lainnya juga telah menerapkan penundaan jumlah karyawan baru serta melakukan PHK. Terlihat, PHK pada sektor perusahaan teknologi telah meningkat pesat dalam beberapa minggu terakhir.
Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram, memangkas 13 persen tenaga kerjanya atau sejumlah 11.000 pekerja minggu lalu.
Lalu, CEO Twitter baru Elon Musk memotong setengah staf perusahaannya tak lama setelah mengakuisisi jejaring sosial. Selain itu, layanan tumpangan Lyft melepaskan 13 persen pekerjanya.
Sampai dengan, perusahaan fintech swasta Stripe, pasar real estate Zillow dan platform crowdfunding GoFundMe, semuanya telah mengumumkan PHK sejak awal bulan lalu. (wan/fau)