ANDALPOST.COM – Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) nantinya akan keluar secara perlahan sebagai pemegang saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS).
Meski demikian, Kartika menyatakan saat ini akan tetap mempertahankan Bank Mandiri sebagai Pemegang Saham Pengendali (PSP). Kemudian, pemerintah juga akan tetap menjadi pemegang saham dwiwarna.
“BSI mau tambah floating lagi. Dari pemegang saham pengendali kan Bank Mandiri dan jadi pengendali selamanya serta ada strategis (investor). (Nantinya) BRI, BNI perlahan akan keluar dari BSI, kita lihat peluang pasar,” ujarnya dalam acara BSI Global Islamic Finance Summit di Ritz Carlton Pacific Place, Rabu (15/2).
Rencana tersebut akan menjadi langkah Kementerian BUMN untuk dapat melebarkan pangsa pasar BSI di global. Selain itu menjadi jalan target BSI yang ingin menjadi Top 10 Bank Syariah Global di tahun 2025.
“Kalau pemegang saham sekarang exit (BRI dan BNI), siapa yang bisa menggantikan dan berapa sizenya? Ini proses terus dan diskusi dengan yang potensial,” ujarnya.
Kartika mengatakan ada sejumlah investor yang berpotensi dan dapat masuk menggantikan kepemilikan saham BRI dan BNI di BSI.
Potensi tersebut dapat menjangkau target BSI agar menjadi pemain global, sehingga investor asing pun memiliki peluang yang besar.
Kartika juga menambahkan porsi kepemilikan saham BRI dan BNI di BSI akan hilang. Hal ini merupakan upaya untuk memperbesar porsi saham publik.
Dia juga menjelaskan bahwa nantinya kepemilikan saham publik atau free float di BSI akan terus bertambah seiring waktu.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.