Kartika mengatakan, untuk saat ini saham publik di BSI hanya mencapai 9,91 persen.
“Kami ingin menambah float dari yang ada saat ini,” ujarnya.
Kepemilikan Saham BRI dan BNI
Berdasarkan keterbukaan informasi BRI, kepemilikan saham BRI di BSI sebelum adanya rights issue yaitu mencapai 7.092.761.655 lembar saham atau sekitar 17,25 persen.
Kemudian, setelah rights issue, kepemilikan saham BRI di BSI mengalami penurunan menjadi 7.092.761.655 lembar saham atau 15,38 persen.
Menyusutnya kepemilikan saham BRI di BSI seiring dengan tidak masuknya BRI ke dalam prospektus asri Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue BSI akhir tahun lalu.
“Berkenaan dengan tidak dilaksanakannya Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I (PMHMETD I) PT Bank Syariah Indonesia Tbk,” demikian keterangan tertulis dari manajemen BRI dikutip dari keterbukaan informasi bulan lalu.
Kepemilikan saham BNI di BSI juga mengalami kemerosotan. BNI hanya mengeksekusi sebagian saham baru yang diterbitkan BRIS, yaitu sebanyak 500 juta saham dari porsi yang menjadi haknya sebanyak 1,24 miliar saham baru. Sisanya dialihkan kepada PT CIMB Sekuritas Indonesia.
Sehingga, kepemilikan saham BNI di BSI berbuah dari 24,85 persen, menjadi hanya 23,24 persen saham.
Sementara, kepemilikan saham Bank Mandiri di BSI sebelum right issue yaitu 50,83 persen, dan setelah rights issue, porsi kepemilikan Bank Mandiri menjadi sebesar 51,47% saham.
Kemudian sisanya 9,91% saham dimiliki oleh masyarakat dan satu lembar saham dimiliki oleh pemerintah. (wan/fau)