ANDALPOST.COM — Warga Korea Selatan mulai menimbun garam laut dan barang-barang lainnya dalam jumlah berlebihan. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi dampak dari limbah tercemar radioaktif.
Hal ini disebabkan Jepang yang dikabarkan berencana untuk membuang air olahan radioaktif dari pembangkit listrik Fukushima ke laut. Pembuangan limbah ini bahkan telah mendapat persetujuan dari PBB seperti yang sebelumnya diberitakan oleh AndalPost.
Jepang akan melepaskan lebih dari 1 juta metrik ton air ke Pasifik. Limbah ini diketahui digunakan jepang untuk mendinginkan reaktor yang rusak di pembangkit listrik di utara Tokyo. Setelah dilanda gempa bumi dan tsunami pada tahun 2011.
Pihak Jepang pun telah berulang kali menyakinkan air limbah tersebut telah aman dan tidak terkontaminasi dengan zat-zat berbahaya. Jepang mengklaim telah menyaring air tersebut guna menghilangkan sebagian besar isotop meskipun mengandung jejak tritium.
Meskipun Jepang belum menetapkan tanggal rilisnya, pengumuman tersebut telah membuat para nelayan dan pembeli di seluruh wilayah khawatir. Otoritas perikanan Korea Selatan telah berjanji untuk meningkatkan upaya memantau tambak garam alami untuk setiap kenaikan zat radioaktif. Serta mempertahankan larangan makanan laut dari perairan dekat Fukushima.
“Saya baru saja membeli lima kilogram garam,” kata Lee Young-min, ibu dua anak berusia 38 tahun. Ia pun menambahkan, bahwa ia belum pernah membeli garam sebanyak itu sebelumnya.
Lee akhirnya mengambil langkah cepat untuk mengatasi dampak yang mungkin akan terjadi di kemudian hari. Menurutnya, ia harus memastikan bahwa anak-anaknya mengkonsumsi makanan yang aman.
“Sebagai seorang ibu membesarkan dua anak, saya tidak bisa hanya duduk dan tidak melakukan apa-apa. Saya ingin memberi mereka makan dengan aman,” katanya kepada Reuters.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.