Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Waspada Nyamuk Dengue, Kemenkes: Lakukan Berbagai Strategi Penanggulangan

Waspada Nyamuk Dengue, Kemenkes: Lakukan Berbagai Strategi Penanggulangan
Nyamuk dengue sebagai penyebab penyakit demam berdarah | sumber Kemenkes

ANDALPOST.COM – Nyamuk dengue merupakan nyamuk yang ganas, terutama pada suhu cuaca yang tinggi. 

Nyamuk ini harus dihindari dan diwaspadai, karena akan berbahaya jika menggigit tubuh manusia.

Hal ini disampaikan oleh dr. Imran Pambudi, MPHM selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular.

Menurut situs resmi Kemenkes RI, menilik pada 1968 terdapat total keseluruhan kasus penyakit yang disebabkan oleh nyamuk dengue. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa jenis nyamuk tersebut semakin ganas ketika berada di suhu panas.

“Jadi frekuensi dia menggigit itu akan meningkat 3 sampai 5 kali lipat pada saat suhunya meningkat di atas 30 derajat,” ujar dr. Imran pada konferensi pers ASEAN Dengue Day, Senin (12/06/2023).

Lebih lanjut, dr Imran memberikan imbauan agar masyarakat Indonesia selalu sigap dan waspada terhadap penyakit Demam Berdarah (DBD). Terlebih lagi ketika suhu panas meningkat, dan musim hujan datang yang menyebabkan banyak genanangan air.

Sementara itu, data Kemenkes pada 2022 menunjukkan periode 10 tahun terakhir kasus DBD mulai naik setiap bulan November. Lalu, puncak kasus terjadi pada Februari. Namun setelahnya, penurunan kasus terjadi pada Maret hingga April. 

dr. Imran mengungkapkan pada siklus musim hujan banyak menyebabkan genangan air. Akibatnya, kasus penyakit DBD pun meningkat dan terjadi pada setiap tahunnya.

Strategi Pemerintah Mengatasi DBD

Waspada Nyamuk Dengue, Kemenkes: Lakukan Berbagai Strategi Penanggulangan
Warga memeriksa tempat penampungan air untuk mencegah DBD | sumber Kompas

Untuk menanggulangi penyakit demam berdarah, pemerintah pun melakukan berbagai strategi yakni sebagai berikut:

  • melakukan penguatan manajemen vektor yang efektif, aman, dan berkesinambungan. Penguatan surveilans tinggi dan manajemen kejadian luar biasa (KLB) yang responsif.
  • Meningkatkan partisipasi masyarakat dan institusi. Tujuannya, untuk mencegah terjadinya DBD dan memberantas sarang nyamuk.
  • Melakukan metode 3M sebagai metode pemberatasan sarang nyamuk, yaitu menguras dan menyikat, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas. Selain itu, ada juga metode memberantas perkembangbiakan nyamuk dengue, yaitu  dengan menanam tumbuhan pengusir nyamuk.
  • Menghindari metode Fogging (pengasapan). Hal ini karena metode pengasapan dilakukan menggunakan bahan insektisida sebagai pembunuh nyamuk dengue. Namun, metode ini dapat mencemari lingkungan, merugikan kesehatan manusia, dan membuat nyamuk menjadi kebal.
  • Melakukan vaksin dengue. Ada dua jenis vaksin yang sudah mempunyai izin edar dari BPOM dan beredar di pasaran, yaitu vaksin Dengvaxia dan Qdenga. Melalui vaksin ini, pihak Kemenkes bersama ITAGI akan melakukan vaksin program atau imunisasi dasar lengkap.

Sebagai tambahan, dr. Imran juga menjelaskan lebih lanjut mengenai penggunaan fogging untuk pemberantasan nyamuk.

“Saat sudah meminimalkan penggunaan fogging, yang harus dilakukan adalah pemberantasan sarang nyamuk yang harus dilakukan secara massal, berkesinambungan dan kalau endemis, ini harus dilakukan sepanjang tahun,” kata dr. Imran.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.