ANDALPOST.COM – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis panduan terbaru terkait penanganan kasus HIV di dunia dalam Konferensi Internasional Masyarakat AIDS Internasional (IAS) yang dilakukan secara virtual pada Minggu sampai Rabu (23-26/7/2023).
Panduan normatif terbaru tersebut, dirilis secara resmi pada Minggu (23/7/2023) yang memuat peran penekanan virus HIV dan tingkat virus yang tidak terdeteksi dalam meningkatkan kesehatan individu dan menghentikan penularan HIV selanjutnya.
Pedoman baru itu melihat bagaimana tolak ukur (viral load) dalam HIV dan pendekatan yang dapat menilai tingkatan virus pada seseorang yang telah didiagnosis positif HIV.
Misalkan seseorang yang telah didiagnosis HIV akan dilihat tingkatan virus yang tidak terdeteksi dengan penggunaan terapi antiretroviral secara konsisten.
Dengan begitu hasil dari pengukuran tersebut dapat melihat jangkauan dan peningkatan penularan dari orang tersebut baik secara langsung pada orang sekitar ataupun secara vertikal atau terbawa dalam gen kepada anak-anak nya.
Dalam kasus yang telah diteliti ditemukannya virus yang tidak terdeteksi yang dimana virus tersebut ternyata tidak memiliki potensi menular.
Yang dimana dalam perhitungan kepada orang yang terdiagnosis memiliki kurang dari atau sama dengan 1000 eksemplar per ml maka tidak dapat melakukan penularan HIV.
Hal tersebut juga dikatakan sebagai viral load yang ditekan atau suppressed viral load oleh orang yang terdiagnosis HIV.
Pengobatan Menggunakan Antiretroviral
Salah satu pengobatan yang dianjurkan WHO adalah pengobatan terapi antiretroviral yang dipastikan dapat membantu setiap orang yang terdiagnosa positif dengan virus mematikan HIV.
Dimana setiap orang yang telah melakukan tes dan mendapatkan pengobatan sedini mungkin dapat diharapkan memiliki kesehatan hingga harapan hidup yang sama dengan masyarakat lainnya yang terdiagnosis negatif.
Pada akhir tahun 2022, sebanyak 29,8 juta dari 39 juta orang yang hidup dengan HIV memakai pengobatan antiretroviral (yang berarti 76% dari semua orang yang hidup dengan HIV) dengan hampir tiga perempat dari mereka (71%) hidup dengan HIV yang ditekan suppressed viral load.
Hal tersebut menandakan bahwa setiap orang yang melakukan terapi secara teratur dan cepat akan mendapatkan penekanan pada virus sehingga dapat terlindungi dengan baik dan mengurangi resiko penularan ke orang lain.
Akan tetapi, meskipun ini merupakan kemajuan yang sangat positif bagi orang dewasa yang hidup dengan HIV, penekanan viral load pada anak yang hidup dengan HIV hanya 46% dan masih membutuhkan perhatian dan penangan lebih.
Pertemuan AIS ke-12
Pertemuan yang membahas panduan HIV terbaru tersebut diadakan di Brisbane, Australia, tepatnya di Brisbane Convention and Exhibition Centre, akan menyoroti kemajuan dunia dalam penelitian HIV.
Konferensi yang paling berpengaruh di dunia dalam membahas kasus HIV itu menyajikan kemajuan penting dalam penelitian HIV dasar, klinis dan operasional yang menggerakkan ilmu pengetahuan ke dalam kebijakan dan praktik.
Pada konferensi ke-12 itu WHO semakin gencar untuk menyerukan kepada semua negara agar memperluas tes HIV dalam negeri, mempromosikan tes yang dapat meningkatkan kesadaran dan pencegahan penularan di masyarakat.
“Selama lebih dari 20 tahun, negara-negara di seluruh dunia mengandalkan pedoman berbasis bukti WHO untuk mencegah, menguji, dan mengobati infeksi HIV,” kata Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO.
“Pedoman baru yang kami terbitkan hari ini akan membantu negara-negara untuk menggunakan alat canggih yang berpotensi mengubah kehidupan jutaan orang yang hidup dengan atau berisiko HIV,” tambahnya. (ben/fau)