ANDALPOST.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambangi Polandia yang merupakan sekutu utama Ukraina demi melawan Rusia, Rabu (5/4/2023).
“Selamat datang di Polandia, Zelensky,” tulis perdana menteri (PM) Polandia, Mateusz Morawiecki di akun Twitternya.
Kunjungan Zelensky tersebut berbarengan dengan pengumuman terbaru bantuan militer Amerika Serikat (AS).
Lantaran, saat ini Rusia tengah membabi buta melancarkan serangan untuk merebut kota timur Bakhmut.
Lawantan presiden Ukraina itu sekaligus ungkapan rasa terima kasih terhadap Polandia yang telah memasok senjata sejak invasi Rusia.
Tak hanya itu, Polandia juga telah menampung jutaan pengungsi Ukraina akibat agresi Moskow.
Namun, Presiden Prancis Emmanuel Macron tengah mengunjungi China setelah dia dan Presiden AS Joe Biden sepakat akan melibatkan Beijing guna mempercepat berakhirnya serangan Rusia ke Ukraina.
Seperti diketahui, invasi Rusia terhadap Ukraina telah memasuki tahun kedua.
Di sisi lain, China telah menyerukan gencata senjata komprehensif dan menyebut memposisikan diri sebagai pihak netral dalam konflik Rusia-Ukraina.
Terlepas dari hal itu, AS kembali menjanjikan bantuan militer sebesar Rp38 triliun bagi Ukraina, termasuk tiga radar pengawasan udara, roket anti-tank dan truk bahan bakar.
Sehingga, total bantuan dari AS senilai Rp523 triliun.
Sayangnya, Kedutaan Besar Moskow di Washington menuduh ingin memperpanjang konflik Rusia-Ukraina selama mungkin.
Terlebih Barat telah meningkatkan bantuan saat pasukan Ukraina bersiap untuk melakukan serangan balasan di timur melawan pasukan Rusia.
Selain AS, Spanyol juga menjajikan enam tank Leopard 2A4 untuk Ukraina.
Spanyol juga telah melatih 40 awak tank dan 15 mekanik di sebuah pangkalan militer di timur laut kota Zaragoza guna membantu Zelensky.
Negara-negara NATO lainnya, termasuk Jerman, Polandia dan Portugal, telah berjanji untuk mengirim total 48 tank Leopard 2 ke Ukraina.
Hingga kini, fokus medan perang tetap ada di Bakhmut, sebuah kota pertambangan dan pusat transportasi di tepi sepotong provinsi Donetsk yang sebagian besar berada di bawah kendali Rusia.
Peperangan di kota tersebut telah menelan banyak korban jiwa dari kedua belah pihak.
Selain itu, sebagian besar kota telah hancur lebur akibat pemboman selama berbulan-bulan.
Sementara itu, di dekat kota Niu-York, 50 km (30 mil) selatan Bakhmut, tentara Ukraina menjelaskan bagaimana mereka memukul mundur para militer Rusia setiap harinya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.