ANDALPOST.COM — Presiden Rusia, Vladimir Putin mengklaim konfrontasi dengan Barat mengenai perang Ukraina sebagai pertempuran untuk kelangsungan hidup rakyat Rusia, Minggu (26/2).
Putin bahkan menyebut dirinya terpaksa memperhitungkan kemampuan nuklir NATO dalam perang melawan Ukraina.
Satu tahun usai memerintahkan invasi ke Ukraina, Putin kian menonjolkan perang sebagai momen bersejarah bagi Rusia.
Lebih lanjut, Putin meyakini masa depan Rusia dan rakyatnya berada dalam bahaya.
“Mereka memiliki satu tujuan untuk membubarkan bekas Uni Soviet dan bagian fundamentalnya yakni Federasi Rusia,” terang Putin.
Namun, NATO dan Barat dengan tegas menolak pernyataan Putin tersebut.
Mereka mengungkapkan, bahwa tujuan utamanya ialah untuk membantu Ukraina mempertahankan diri di tengah gempuran serangan Rusia.
Tetapi, Putin justru menuduh Barat ingin merusak Rusia serta mengendalikan produsen bahan mentah terbesar di dunia.
Alhasil, Putin menyebut hal itulah yang dapat menyebabkan kehancuran banyak orang Rusia, termasuk etnis negara tersebut.
“Saya bahkan tidak tahu apakah kelompok etnis seperti orang Rusia akan mampu bertahan dalam kondisi seperti itu,” sambungnya.
Putin juga mengklaim Barat telah menuangkan rencana tersebut di atas kertas meski ia tidak menyebutkan lokasi pastinya.
Mengetahui hal itu, Amerika Serikat (AS) membantah tuduhan Putin.
Presiden AS Joe Biden mengatakan, konflik antara NATO dan Rusia dapat memicu perang dunia ketiga.
Biden juga menyebut Putin tidak boleh menjabat kembali sebagai presiden.
Sementara itu, bantuan militer AS dan Eropa senilai puluhan miliar dolar kian memperjelas tekanan bagi Rusia.
Sehingga, Putin semakin yakin adanya perang dingin bagi pemimpin Soviet dan Barat.
Selain itu, Ukraina juga kini kian percaya diri untuk melawan Rusia.
Ukraina mengatakan tidak akan berhenti sampai setiap tentara Rusia terakhir dikeluarkan dari Kyiv, termasuk dari Krimea yang dianeksasi Rusia pada 2014 silam.