ANDALPOST.COM – Seorang pejabat tinggi Amerika Serikat mengatakan dukungan Rusia untuk pemerintah militer Myanmar merupakan perilaku yang tidak dapat diterima dan bersifat mendestabilisasi, Rabu (22/3/2023).
Hal itu karena pasokan senjatanya yang mendatangkan malapetaka bagi negara yang bersangkutan.
Amerika Serikat khawatir akan kemungkinan dampak besar dari tereskalasinya krisis di Myanmar semenjak kudeta pada tahun 2021.
Respon Penasihat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat
Hubungan junta yang semakin dekat dengan Rusia dapat menyebabkan terbangunnya basis-basis militer yang kuat di Myanmar, menurut Penasihat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Derek Chollet.
“Siapa pun yang berbicara dengan Moskow perlu memberi tahu mereka bahwa dukungan militer mereka yang berkelanjutan untuk junta tidak dapat diterima. Ini membuat tidak stabil,” ungkasnya dalam sebuah wawancara selama perjalanannya ke Asia Tenggara.
Ia kemudian menambahkan, “dan itu bukan hanya masalah bagi Myanmar, ini masalah bagi wilayah ini.”
Karenanya, Amerika Serikat mendukung sepenuhnya untuk berdirinya kembali sistem demokrasi Myanmar.
Untuk itu, Amerika Serikat menganggap Rusia seharusnya menghentikan suplai senjata kepada junta supaya aktivitas junta dapat diberhentikan.
Chollet mengatakan bahwa Amerika Serikat akan mencoba segala cara untuk mempersulit akses senjata kepada Myanmar. Salah satunya adalah memberlakukan sanksi kepada entitas yang terkait di dalam Myanmar.
Selain memberlakukan sanksi, Chollet juga mengungkapkan bahwa AS telah mengambil langkah-langkah untuk mendukung ASEAN. Selain itu juga mengintensifkan tekanan pada rezim militer di Myanmar.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.