ANDALPOST.COM — Sekjen PBB Antonio Guterres mengutuk keras kekerasan yang terjadi di Sudan.
Terlebih, dalam aksi brutal itu tiga karyawan World Food Programme (WFP) PBB turut menjadi korban.
“Mengerikan! Bentrokan yang sedang berlangsung di Sudan telah mengakibatkan kematian & luka-luka warga sipil, termasuk tiga WFP rekan kami terbunuh saat menjalankan pekerjaan mereka. Mereka yang bertanggung jawab harus diadili tanpa penundaan,” cuit Guterres, Senin (17/4).
Sehingga, Guterres meminta para pemimpin Angkatan Bersenjata Sudan dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF) untuk segera menghentikan permusuhan. Memulihkan ketenangan, dan memulai dialog guna menyelesaikan krisis.
Tak hanya menelan tiga karyawan WFP PBB, kekerasan brutal di Sudan juga menyebabkan banyak orang meninggal dunia, termasuk warga sipil.
Setiap eskalasi dari aksi tersebut dapat menghancurkan kawasan maupun negara.
“Saya mendesak semua orang yang memiliki pengaruh atas situasi ini untuk menggunakannya demi perdamaian, untuk mendukung upaya mengakhiri kekerasan, memulihkan ketertiban, dan kembali ke jalur transisi,” sambung Guterres.
Guterres juga membuat komentar pada hari Senin (17/4) atau hari ketiga pertempuran antara tentara Sudan dan kelompok paramiliter RSF.
Menurut dokter setempat, sebanyak 100 orang dinyatakan tewas. Namun, jumlah itu dikhawatirkan akan melambung tinggi.
Pertempuran antara pasukan yang setia kepada panglima militer Abdel Fattah al-Burhan dan komandan RSF Mohamed Hamdan Dagalo telah memaksa warga untuk tinggal di rumah mereka karena listrik padam dan kekurangan air.
Selain itu, sejumlah rumah sakit juga terkena tembakan serta penjarahan.
“Situasi kemanusiaan di Sudan sudah genting dan sekarang menjadi bencana besar.”
“Saya mengutuk kematian dan cedera warga sipil dan pekerja kemanusiaan serta penargetan dan penjarahan tempat,” imbuh dia.
Guterres Angkat Bicara
Dalam pidato pembukaannya di Forum Pembiayaan Pembangunan pada hari Senin (17/4) di New York, Guterres mengatakan, ia telah berbicara dengan dua pemimpin yang bersaing dan mendesak mereka untuk memulihkan situasi.
“Saya telah berbicara selama akhir pekan dengan dua pemimpin Sudan dan saya secara aktif terlibat dengan AU, Liga Arab, dan para pemimpin di seluruh wilayah.”
“Saya menegaskan kembali bahwa PBB mendukung rakyat Sudan pada saat yang sangat sulit ini, dengan dukungan penuh atas upaya mereka memulihkan transisi demokrasi dan membangun masa depan yang damai dan aman,” terang Guterres.
Di sisi lain, Dewan Keamanan PBB juga mengadakan pertemuan tertutup guna membahas situasi di Sudan pada Senin (17/4) malam.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.