ANDALPOST.COM – Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS), telah menemukan adanya pelanggaran yang dilakukan oleh salah satu brand makanan cepat saji, McDonalds, Selasa (02/05/2023).
Dilaporkan, terdapat tiga perusahaan lisensi atau franchise yang berlokasi di Kentucky tersebut, telah mempekerjakan anak di bawah umur.
Dalam penemuan yang dirilis situs resmi Departemen Tenaga Kerja AS, mereka menemukan ada anak di bawah umur, yang berusia 10 tahun dan melakukan pekerjaan di restoran tersebut.
Hasil investigasi melihat, anak tersebut tidak dibayar dan melakukan pekerjaan hingga larut malam, atau sampai subuh hari pukul 2 pagi.
Dari ketiga franchise McDonalds yang diinvestigasi, ditemukannya dua orang anak yang berusia 10 tahun di restoran area Louisville McDonald’s.
Apa yang telah dilakukan oleh tiga franchise McDonalds di wilayah Kentucky, tersebut tentunya telah melanggar peraturan federal terkait undang-undang perburuhan federal.
Investigasi pun, dilakukan untuk terciptanya pemberantasan terhadap pemberi pekerjaan yang membiarkan anak di bawah umur, sebagai tenaga kerja. Yang, tentunya mereka manfaatkan demi keuntungan waralaba mereka sendiri.
Penyelidikan Terhadap McDonalds
Dalam penyelidikan yang telah dilakukan terhadap McDonald dan restoran cabangnya di berbagai lokasi.
Terdapat sekitar 62 lokasi di negara bagian (wilayah) Kentucky, Indiana, Maryland, dan Ohio, yang telah mempekerjakan anak di bawah umur, dengan total 305 anak sebagai pekerja.
Adapula, temuan bahwa anak-anak tersebut melakukan pekerjaan lebih dari jam pekerjaaan yang diizinkan.
Tidak hanya itu, dijelaskan juga bahwa anak-anak tersebut, telah melakukan pekerjaan yang secara terang-terangan telah dilarang oleh undang undang untuk dilakukan pada usia mereka.
Sebagaimana demikian, dari penemuan yang telah diterima oleh Departemen Tenaga Kerja. Mereka mengeluarkan sanksi perdata sebesar, US$212.754 terhadap franchise McDonalds atas pelanggaran yang telah mereka lakukan.
Franchise atau waralaba yang dijatuhkan sanksi antara lain, Bauer Food, yang berbasis di Louisville, Kentucky.
Lalu, ada Archways Richwood, berbasis di Walton, Kentucky. Serta dengan, Bell Restaurant Group, yang juga berbasis di Louisville.
Perlu diketahui, pada dasarnya, sejumlah 93% lokasi McDonalds di seluruh dunia dijalankan oleh para franchise tersebut.
Pekerja Anak Semakin Banyak
Melihat jumlah yang sangat banyak dari hasil investigasi, bisa dikatakan bahwa para pemberi kerja seperti McDonald, telah terbiasa melakukan proses pekerjaan seperti ini.
Di mana, tanpa mempertimbangkan peraturan yang berlaku untuk restoran cepat saji, yang membiarkan anak-anak minor untuk melakukan pekerjaan.
Hal tersebut diterangkan oleh Direktur Distrik ‘Divisi Upah dan Jam Kerja’ untuk Louisville, dari Departemen Tenaga Kerja AS, Karen Garnett-Civils.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.