ANDALPOST.COM – Hujan lebat yang mengguyur Republik Kongo mengakibatkan negara tersebut dilanda banjir yang besar. Banjir tersebut melanda di daerah pegunungan terpencil di provinsi Kivu Selatan, yang telah menerjang desa-desa tepi sungai Nyamukubi dan Bushushu.
Dilaporkan jumlah korban tewas akibat banjir di bagian timur Republik Demokratik kongo semakin tinggi hingga mencapai 400 jiwa pada Selasa, (9/5/2023). Menurut media setempat para pekerja bantuan menemukan lebih banyak mayat di antara reruntuhan bangunan dan lumpur.
Warga yang terluka meninggal akibat luka-luka saat ini sudah dibawa ke klinik lokal mekipun klinik tersebut masih kekurangan peralatan.
Benacana alam tersebut merupakan bencana yang paling mematikan dalam sejarah Kongo baru-baru ini.
Di desa Nyamukubi, di mana ratusan rumah hanyut, petugas penyelamat dan penyintas menggali reruntuhan untuk mencari lebih banyak mayat di lumpur. Penduduk desa menangis ketika mereka berkumpul di sekitar beberapa mayat yang ditemukan sejauh ini.
Korban Selamat
Anuarite Zikujuwa yang merupakan salah satu korban yang selamat dari bencana alam tersebut. Ia mengungkapkan bahwa ia telah kehilangan seluruh keluarganya, termasuk mertuanya serta banyak tetangganya.
“Seluruh desa telah berubah menjadi gurun. Hanya ada batu yang tersisa dan kami bahkan tidak tahu di mana tanah kami dulu,” kata Anuarite kepada wartawan.
Disisi lain seorang petugas bernama Michake Ntamana yang membantu mencari dan menguburkan korban tewas. Petugas tersebut mengungkapkan penduduk desa tengah berusaha untuk mengidentifikasi dan mengumpulkan jenazah orang-orang tercinta yang ditemukan sejauh ini.
Michake mengungkapkan bahwa beberapa mayat yang tersapu dari desa-desa yang lebih tinggi di bukit-bukit dikuburkan hanya dengan daun-daun dari pohon.
“Sungguh menyedihkan karena kami tidak punya apa-apa lagi di sini,” kata Michake.
Petugas kesehatan disana percaya bahwa lebih dari 8.000 orang membutuhkan bantuan. Namun karena kurangnya akses dan sumber daya hal itu sempat menjadi hambatan.
“Kami tidak dapat menangani jenazah sebanyak ini secepat yang dibutuhkan. Kami sedang mencari jenazah dengan sekop, dengan tangan,” kata John Kashinzwe Kibekenge, juru bicara Palang Merah di provinsi Kivu Selatan.
Lebih dari 5.500 orang masih belum ditemukan, kata administrator lokal Thomas Bakenga Zirimwabagabo.
Tindakan Gubernur
Menanggapi peristiwa tersebut Gubernur Kivu Selatan, Théo Ngwabidje mengunjungi daerah itu untuk melihat kehancuran yang diakibatkan oleh banjir dahsyat tersebut.
Ketinga mengunjungi daerah tersebut, Ngwabidje bersama timnya membawa selimut, makanan, dan beberapa peti mati ke Nyamukubi pada Selasa.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.