ANDALPOST.COM — Amerika Serikat (AS) menuduh China menerbangkan balon mata-mata yang melintasi langit negara tersebut pada Februari lalu, Kamis (11/5).
Sehingga, sejumlah pejabat AS yakin bahwa serangan itu akan menggembleng birokrasi AS untuk mendorong serangkaian tindakan untuk melawan China.
Namun justru sebaliknya, Departemen Luar Negeri AS menahan sanksi terkait Hak Asasi Manusia (HAM) dan kontrol ekspor. Serta tindakan sensitif lainnya untuk mencoba membatasi kerusakan pada hubungan AS-Tiongkok.
Penundaan penjatuhan sanksi tersebut, justru menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi beberapa pejabat AS.
Mereka mengungkapkan perbedaan antara pemerintah AS yang mendorong tindakan lebih keras terhadap China.
Tetapi beberapa pihak lainnya menyarankan pendekatan yang lebih terkendali.
Sementara Departemen Luar Negeri mengisyaratkan ketidaksenangan AS atas balon tersebut. Lantas menunda kunjungan yang dijadwalkan Menteri Luar Negeri Antony Blinken ke Beijing.
Rick Waters, Wakil Asisten Menteri Luar Negeri untuk China dan Taiwan yang memimpin Divisi Kebijakan China House ikut angkat bicara atas kasus tersebut.
“Panduan dari S (Sekretaris Negara) adalah untuk mendorong non-tindakan balon ke kanan sehingga kami dapat fokus pada respons yang simetris dan terkalibrasi. Kami dapat meninjau kembali tindakan lain dalam beberapa minggu,” terang Waters.
Sementara itu, keputusan untuk menunda aturan lisensi ekspor guna pembuat peralatan telekomunikasi Huawei. Serta sanksi terhadap pejabat China atas pelanggaran terhadap Uyghur, telah merusak moral di China House.
Presiden AS, Joe Biden pun telah berusaha untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dalam hubungan dengan pemerintah Komunis China. Di mana menurut banyak analis telah mencapai titik terendah sejak dimulai pada 1979 silam.
Komunikasi AS-Beijing
Mantan diplomat dan anggota Kongres dari kedua belah pihak juga berpendapat bahwa AS harus menjaga saluran komunikasi tetap terbuka dengan Beijing. Demi menghindari kesalahpahaman dan mengatasi krisis.
Namun sumber itu mengatakan, bahwa kebijakan saat ini terlalu dekat dengan strategi keterlibatan sebelumnya. Sehingga memungkinkan China untuk mendapatkan konsesi sebagai imbalan atas dialog tingkat tinggi.
Bahkan, anonim menyebut Blinken sebagian besar telah mendelegasikan tugas kebijakan China kepada Wakil Menteri Luar Negeri Wendy Sherman, diplomat peringkat kedua AS.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.