ANDALPOST.COM — Baru-baru ini Jepang ramai diberitakan mengalami resesi seks. Rendahnya angka kelahiran di negeri tirai bambu tersebut bahkan berdampak pada tutupnya sebuah sekolah di sebuah desa yang terletak di salah satu pegunungan di Jepang.
Namun ternyata, resesi seks tidak hanya melanda dataran Asia saja. Di Eropa sana, angka kelahiran sama menurunnya dengan di Jepang. Salah satu negara yang mengalami fenomena tersebut adalah Italia.
Tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di Jepang, resesi seks di Eropa akan membuat turunnya angka siswa di Sekolah. Tidak main-main populasi sekolah di Italia bahkan diperkirakan akan menyusut satu juta orang dalam 10 tahun ke depan.
Valditara mengatakan, jumlah siswa akan turun menjadi 6 juta pada tahun akademik 2033-2034 dari 7,4 juta pada tahun 2021, dengan 110.000-120.000 lebih sedikit siswa yang memasuki ruang kelas setiap tahun.
“Skenarionya mengkhawatirkan,” kata Valditara dalam pesan video ke konferensi tentang krisis tersebut, mengutip Reuters.
Angka kelahiran di Italia bahkan tercatat terendah sepanjang sejarah yaitu di bawah 400,000 di tahun 2022. Turunnya angka kelahiran tersebut sejalan dengan berkurangnya jumlah populasi di negara itu yaitu dari sekitar 179,000.
Populasi penduduk yang terus menyusut serta tingginya orang lanjut usia di Italia menjadi kekhawatiran utama di negara ketiga terbesar di Eropa tersebut. Perdana Menteri Giorgia Meloni saat ini telah menjadikan masalah ini sebagai prioritas untuk diselesaikan.
Langkah yang ia ambil dengan cara memberikan dukungan penuh kepada setiap keluarga untuk meningkatkan angka kelahiran.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.