ANDALPOST.COM – Bank digital di Indonesia semakin bertambah tiap tahunnya. Diperkirakan pada tahun 2023 setidaknya akan ada tiga bank berbasis digital baru.
Hal ini semakin memperketat persaingan untuk berlomba-lomba menjaring nasabah baru. Biaya yang digunakan untuk promosi juga tidak main-main, perusahaan rela “bakar uang.”
“Persaingan bank di masa depan adalah persaingan bank digital, di mana bank yang tidak mengembangkan layanan digital akan kalah dalam persaingan,” ujar Piter Abdullah, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE).
Alhasil, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri keuangan berbasis digital.
Satu Bank yang akan Pasti Luncur
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Amin Nurdin mengatakan, tahun depan setidaknya akan ada dua sampai tiga bank baru di Indonesia.
Satu bank digital yang hampir dipastikan meluncur tahun depan adalah bank besutan perusahaan fintech terkemuka WeLab Sky Limited.
Melansir dari Bisnis.com, peluncuran bank digital itu direncanakan tahun depan setelah WeLab mengakuisisi PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) bersama PT Astra International Tbk. (ASII) melalui PT Sedaya Multi Investama (SMI) atau Astra Financial.
“Persaingan pun akan ketat. Mereka masih akan berdarah-darah dan bakar-bakar uang untuk bisa menarik nasabah baru baik dari sisi funding maupun lending,” katanya, Senin (7/11/2022).
Promosi Bank Digital
Amin menambahkan, bank digital masih perlu menggelontorkan uang untuk biaya promosi untuk menarik nasabah baru.
Jika dilihat dari laporan kinerja bank-bank digital pada kuartal III 2022, biaya promosi yang mereka tanggung melonjak. Biaya promosi merupakan beban terbesar selain beban tenaga kerja yang juga sama-sama naik signifikan.
PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) misalnya, merengkuh beban promosi Rp90,13 miliar pada periode yang sama. Angka tersebut melonjak sekitar 834 kali dari posisi Rp 108 juta pada September 2021.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.