ANDALPOST.COM – Salah satu kandidat Presiden Taiwan, Ko Wen-je mengekspresikan keinginannya untuk masa depan Taiwan, yang dilaporkan sedang mengalami hubungan diplomatik yang tidak ‘baik’ dengan China, Kamis (08/06/2023).
Wen-je, yang merupakan mantan walikota Taipei tersebut, menyatakan bahwa Taiwan harus dapat menggunakan cara ‘pencegahan’ dan ‘berdialog’ dalam menghadapi China.
Selain itu, dia pun menekankan kembali terkait pentingnya kedua negara untuk memiliki suatu pemahaman yang sama dalam menghadapi suatu isu.
“Kami membutuhkan suatu kepercayaan antara kedua belah pihak, dan kami harus kreatif dalam menyelesaikan masalah yang ada,” terang Wen-je sebagai salah satu kandidat presiden Taiwan, dalam suatu konferensi pers di Jepang.
Pernyataan Kandidat Presiden Taiwan: Ko Wen-je
Diketahui, Wen-je sendiri, merupakan ketua dari Taiwan People’s Party (TPP) sejak 2019, yakni sebuah partai politik di Taiwan. Serta, merupakan salah satu kandidat untuk pemilu presiden negara tersebut tahun depan.
Alhasil, TPP dilaporkan menjadi partai populer ketiga setelah partai Democratic Progressive (DPP), dan partai Kuomintang (KMT).
Kandidat presiden Taiwan itu pun menyebutkan, bahwa jika ia terpilih jadi presiden, dia tidak akan seperti DPP dan KMT yang tidak sesuai dengan kondisi Taiwan sebenarnya.
Dia melihat bahwa, DPP yang diwakilkan oleh Wakil Presiden Taiwan, Willian Lai terlalu bersikap pro perang melawan China, dan bersikap agresif.
Di sisi lain, KMT yang diwakilkan oleh Walikota Taipei Baru Hou You-yi, terlalu bersikap ‘patuh’ terhadap China.
Dengan itu, Wen-je melihat DPP sudah kehilangan rasa percaya pemerintahan China atas sikap yang anti-China tersebut. Serta, yakin hilangnya kepercayaan warga Taiwan terhadap KMT atas sikap partainya yang pro-China itu.
Alhasil, kandidat presiden Taiwan itu menyatakan, dia akan lebih bersikap realistis atau ‘pragmatis’ dan kreatif, serta akan melibatkan suatu komunikasi yang lebih terbuka dengan pemerintahan China.
Dengan semua itu, Wen-je pun sempat menyebutkan bahwa, relasi China-Taiwan pun butuh waktu yang lama untuk diperbaiki. Khususnya, atas relasi yang tidak ‘optimal’ dalam beberapa tahun terakhir.
“Pastinya selalu bagus, jika kedua pihak (China dan Taiwan), melihat dirinya sebagai satu keluarga. [Tentunya], daripada menciptakan kebencian, atau melihat satu sama lain sebagai musuh,” ungkap Wen-je, salah satu kandidat presiden Taiwan tersebut.
Wen-je pun menekankan kembali terkait pentingnya suatu koalisi agar semua pihak, mau itu yang pro atau anti-China. Dapat, menyumbangkan kekuatan mereka dalam mempersatukan Taiwan
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.