Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Kyiv Dihadapkan oleh Dilema Baru Ditengah Agresi Rusia

Kyiv Dihadapkan oleh Dilema Baru Ditengah Agresi Rusia
Banyak pejuang RVC di pemakaman menyembunyikan identitas mereka karena mereka takut keluarga dan teman-teman mereka tertinggal di Rusia. (The Andal Post/Eeza Putri)

ANDALPOST.COM – Daniil Maznik (29), seorang pria berjanggut dengan tubuh kekar, terbunuh dalam salah satu operasi militer paling brutal semenjak perang Rusia-Ukraina yang terus berlanjut, Kamis (15/06/2023).

“Dia adalah seorang pejuang pemberani, seorang Kristen yang saleh, seorang rekan yang dapat dipercaya,” kata Denis Kapustin, komandan Maznik.

Denis Kapustin turut hadir dalam upacara perpisahan Maznik pada akhir pekan lalu di pemakaman bersejarah Baikove, Kyiv.

Pada tanggal 1 Juni, Maznik menjadi bagian dari empat unit militer kecil yang menyeberang ke wilayah Rusia barat Belgorod. Yakni, untuk menyerang Shebekino, sebuah kota berpenduduk 40.000 warga, dan merebut desa Novaya Tavolzhanka.

Kala itu, para militer bentrok dengan penjaga perbatasan. Serta, prajurit yang didukung oleh serangan pesawat tak berawak Ukraina, dan tembakan artileri berat tanpa pandang bulu.

Saat mereka bergerak maju, puluhan ribu warga sipil melarikan diri dari Belgorod dan Novaya Tavolzhanka yang sempat diduduki Rusia.

“Maznik memimpin pengambilalihan pos pemeriksaan perbatasan, membajak sebuah kendaraan lapis baja dan menangkap seorang prajurit sebelum ditembak mati pada 3 Juni,” imbuhnya.

Upacara Perpisahan

Upacara perpisahan yang diadakan di dalam rumah duka akan menyerupai ritual di seluruh Ukraina dalam 16 bulan terakhir. Namun, ada beberapa hal yang nampak berbeda.

Beberapa pria berseragam mengenakan topeng, topi, dan kacamata hitam agar tidak dikenali.

Denis Kapustin, berpakaian hitam, berdiri di samping peti mati Daniil Maznik dan panji Korps Sukarelawan Rusia. (Foto: Mansur Mirovalev/Al Jazeera)
Denis Kapustin, berpakaian hitam, berdiri di samping peti mati Daniil Maznik dan panji Korps Sukarelawan Rusia. (Foto: Mansur Mirovalev/Al Jazeera)

Bahkan, mereka memang diperintah untuk tidak berbicara dengan media.

Lebih lanjut, tidak ada satu pun pejabat Ukraina yang muncul untuk menyampaikan pidato atau menaruh bunga di peti mati Maznik.

Lantaran Maznik, yang memiliki nama panggilan Shaiba (Puck), adalah warga negara Rusia dan bagian dari Russian Volunteer Corps (RVC), sebuah unit militer kecil yang didirikan oleh buronan ultranasionalis.

Mereka mengatakan didukung oleh Legiun Kebebasan Rusia yang terdiri dari tawanan perang Moskow yang berpindah pihak, dan kelompok sukarelawan dari negara tetangga Polandia serta Belarusia.

Peran RVC

Pada Februari 2022, Kremlin merencanakan serangan kilat guna menggulingkan pemerintahan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.

Menurut Kremlin tujuan serangan tersebut ialah untuk membebaskan Ukraina dari junta Neo-Nazi Zelensky.

Kala itu, RVC serta sekutu diharapkan membawa pulang kemenangan bagi Rusia, tapi selama serangan tiga bulan, hal ini justru terlihat mustahil.

“Kami sedang mengamati jalannya permusuhan dan sekali lagi mendesak rezim Moskow untuk menghentikan tembakan di wilayah Belgorod, segera memulai pembicaraan dengan RVC dan menghentikan pertumpahan darah yang tidak berarti,” jelas ajudan Zelenskyy Mykhailo Podolyak pada 5 Juni lalu.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.