ANDALPOST.COM – Pasangan suami-istri di Quebec, Kanada, diberikan perintah deportasi oleh Hakim Pengadilan Federal Kanada.
David Ajibade, yang telah tinggal di Trois-Rivières, Quebec, selama bertahun-tahun, dideportasi ke negara asalnya, Nigeria, pada Kamis, (29/6/2023) .
Namun, meskipun Kanada telah memperkuat perintah deportasi Ajibade, nasib deportasi istri dan anak-anaknya ke Filipina ditunda hingga Jumat, (7/7/2023).
Atas keputusan ini, Arlyn Huilar, istri dari Ajibade memiliki waktu sedikit lebih dari satu minggu untuk memberikan Badan Layanan Perbatasan Kanada dokumen pembuktian.
Dokumen ini adalah pembuktian bahwa anak bungsu yang berusia 6 tahun, memiliki kewarganegaraan Filipina, dan dapat dideportasi ke sana bersamanya dan dua saudara kandungnya.
Atas perintah deportasi ini, Huilar dan Ajibade telah mengajukan banding.
Banding ini berarti memisahkan anak-anak mereka, dengan anak bungsu mereka, Carlsen, untuk dikirim ke Nigeria bersama Ajibade.
Sedangkan untuk anak tertua, Kaela, 11, dan Bradley, 9, untuk dikirim ke Filipina bersama Huilar.
Kala itu, Sabrina Kosseim, pengacara mereka, mengatakan bahwa meskipun ia menyambut baik keputusan hakim untuk mencegah pemisahan anak-anak, keluarga itu tetap harus terpecah antara benua.
Sejak putusan itu, Kosseim pada 28 Juni lalu meminta Komite Hak Asasi Manusia PBB, dan Menteri Imigrasi Federal, Sean Frase, untuk campur tangan atas nama keluarga.
Penundaan Deportasi Huilar dan Ketiga Anaknya
Minggu (9/7/2023), ketika Huilar beserta ketiga anaknya pulang sehabis beribadah di gereja, Badan Layanan Perbatasan Kanada telah membatalkan deportasi mereka.
Setelah pembatalan deportasi tersebut, badan ini masih menunggu keputusan mengenai apakah mereka dapat menjadi penduduk tetap Kanada, atas dasar kemanusiaan.
Melalui telepon dengan CBC Monday, Huilar berkata, “Itu mengejutkan dan (anak-anak) melompat kegirangan.”
Panitia memberi tahu dia akhir pekan lalu bahwa mereka telah menerima permintaannya, dan akan meminta Kanada untuk menunda deportasi Huilar dan anak-anaknya.
Kosseim menjelaskan bahwa hak kesehatan fisik dan mental anak terancam karena hal ini.
“Jelas ada ancaman terhadap hak fundamental dalam kasus ini,” ucapnya.
Sejarah Tinggal Ajibade dan Huilar di Kanada
Pada tahun 2019, pasangan suami-istri ini mengajukan status pengungsi, akan tetapi pengajuan tersebut ditolak pada tahun lalu.
Kosseim menjelaskan bahwa anak-anak mereka menghadapi rasisme dan permusuhan di Filipina, setelah itu menghindari penculikan di Nigeria.
Ketika pindah ke Kanada dan menerima perintah deportasi oleh CBSA, harapan keluarga tersebut untuk menemukan tempat berlindung yang aman berakhir.
Beberapa jam sebelum Carlsen si anak bungsu akan dideportasi bersama ayahnya ke Nigeria, seorang hakim pengadilan federal memutuskan bahwa dia tidak boleh dipisahkan dari dua kakak laki-laki dan sang ibu.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.