Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Presiden Israel Kunjungi AS di Tengah Kekhawatiran HAM Palestina

Presiden Israel Kunjungi AS di Tengah Kekhawatiran HAM Palestina
Presiden Israel Isaac Herzog (Foto: REUTERS/Fabian Bimmer)

ANDALPOST.COM – Presiden Israel, Isaac Herzog, tengah berpergian ke Amerika Serikat (AS) guna mempererat hubungan kedua negara, Senin (17/07/2023).

Herzog bertemu dengan Presiden AS Joe Biden dan berpidato di sesi gabungan Kongres.

Namun, kunjungan Herzog kali ini dibayang-bayangi kekhawatiran atas hak asasi manusia (HAM) Palestina.

Herzog yang akan berpidato di depan anggota parlemen AS pada Rabu (19/07/2023) dikenal sebagai negarawan non-partisipan.

Pasalnya, PM Israel Benjamin Netanyahu kerap membuat kontroversi, bahkan di antara Demokrat AS.

Sementara itu, pendukung HAM menyebut kunjungan Herzog dapat menjadi pendorong dukungan AS.

Banyak dari mereka menekan Biden untuk mendorong pemerintah Netanyahu agar mengakhiri pelanggaran terhadap warga Palestina.

Herzog di Gedung Putih

Berpidato di sidang gabungan Kongres adalah kesempatan langka yang hanya diberikan kepada sekutu terdekat negara tersebut.

Herzog juga menerima sambutan hangat di Gedung Putih pada Selasa (18/07/2023), kendati perjalanannya dilakukan di tengah meningkatnya kekerasan terhadap warga Palestina.

Hassan El-Tayyab, direktur legislatif untuk kebijakan Timur Tengah di kelompok advokasi Friends Committee on National Legislation Netanyahu dan Herzog mewakili pemerintah Israel yang sama.

“Kami membutuhkan pertanggungjawaban atas begitu banyak pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Palestina, yang terus meningkat,” kata El-Tayyab.

“Anggota Kongres harus menggunakan perjalanan ini untuk mendorong perubahan dalam kebijakan seputar aneksasi, penahanan anak, pembongkaran rumah, kekerasan pemukim, dan perlakuan terhadap jurnalis, termasuk Shireen Abu Akleh,” imbuhnya.

Abu Akleh merupakan koresponden Al Jazeera yang dibunuh oleh penembak jitu Israel pada Mei 2022. Yakni, saat melaporkan serangan Israel di kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki. 

Kala itu, Akleh mengenakan helm serta jaket antipeluru, dan dengan jelas berprofesi sebagai seorang jurnalis.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.