ANDALPOST.COM – Pelaksanaan Jambore Pramuka Dunia yang digelar pada 2023 ini mungkin menjadi pelaksanaan jambore terdramatis selama dilaksanakannya kegiatan ini. Berbagai insiden terus menghantui acara tersebut.
Banyak pihak yang merasa kecewa akan pelaksanaan acara yang terletak di Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan. Apalagi, menurut pihak penyelenggara, acara tersebut akan dihentikan lebih awal karena adanya ancaman badai.
Jika sebelumnya ratusan jiwa dilarikan ke rumah sakit karena banyak yang mengalami gejala usai berjuang melawan matahari, kini para peserta kembali dievakuasi untuk meminimalisir dampak dari badai yang diperkirakan akan terjadi pada 9 hingga 10 Agustus 2023.
Pemerintah Korea Selatan Bergerak Cepat
Puluhan ribu peserta Pramuka mulai berdatangan di asrama universitas, pusat pelatihan pemerintah dan perusahaan, dan hotel di sekitar Seoul dan kota-kota kecil di sekitar lokasi pelaksanaan pramuka tersebut.
Para peserta terlihat membawa ransel besar dan botol air sebagai tanda bahwa mereka tidak mungkin lagi kembali ke area perkemahan. Pemerintah Korea Selatan mengevakuasi Dunia Jambore Pramuka jelang badai tropis yang dikhawatirkan akan menjatuhkan korban jika pelaksanaan kegiatan jambore tersebut terus dilaksanakan.
Pada Selasa (8/8/2023) malam, badai tropis telah melewati perairan 60 kilometer selatan pulau Yakushima Jepang. Badan cuaca Jepang mengeluarkan peringatan hujan lebat di wilayah selatan Kyushu dan sebagian pulau Shikoku, sebelah timur Kyushu.
Untungnya, pihak pemerintah Korea Selatan telah bergerak cepat untuk mengevakuasi korban. Sebanyak 1000 kendaraan dikerahkan untuk mengevakuasi peserta yang sudah dimulai sejak Selasa pagi.
Pejabat Korsel mengatakan Jambore akan berlanjut dalam bentuk acara dan kegiatan budaya, termasuk konser K-Pop di Seoul pada Jumat mendatang.
Nasib Kontingen Indonesia
kondisi yang semakin memburuk di Korea Selatan ternyata tidak menyurutkan semangat peserta Jambore dari Indonesia. Diketahui, tahun 2023 ini Indonesia mengirimkan setidaknya 1.500 orang kontingen untuk mengikuti Jambore di Korea Selatan tersebut.
Tapi nampaknya peserta jambore dunia harus menyerah saat ini setelah peringatan topan diumumkan oleh pemerintah, dan Korea Selatan saat ini mengantisipasi adanya topan Khanun yang mendekat. Mereka akan dipindahkan ke tempat yang aman di delapan kota dan provinsi, yang nantinya itu akan menjadi tempat Jambore pramuka selama sisa masa tinggal mereka.
Saat negara-negara lain memutuskan untuk mundur dari kegiatan tersebut karena cuaca ekstrem, Indonesia tetap percaya diri untuk melanjutkannya. Bahkan tidak ada keluhan yang berasal dari kontingen Indonesia saat menghadapi cuaca panas.
Saat cuaca panas, pemerintah Indonesia lewat Kementerian Luar Negeri dan juga Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul terus melakukan komunikasi dan kunjungan ke tempat kegiatan. Dari pantauan, kondisi Indonesia terus dalam keadaan baik.
“Yang patut disyukuri adalah sebagian besar dari mereka dalam kondisi baik-baik saja,” kata Menlu Retno beberapa hari lalu.
Sang Presiden Joko Widodo juga turut angkat bicara mengenai Jambore tingkat dunia tersebut.
“Saya sudah perintahkan kepada Kementerian Luar Negeri kepada kedutaan kita untuk selalu memonitor, untuk selalu memantau,” kata Jokowi di Indonesia Arena, kawasan Gelora Bung Karno (GBK) pada Senin lalu.
Namun saat ini, para Kontingen Indonesia sudah berada di asrama kampus Wonkwang. Menurut laporan, para wakil Indonesia tersebut telah berhasil dipindahkan pada Selasa kemarin menggunakan 40 bus.
Selanjutnya, para wakil Indonesia terus menunggu langkah selanjutnya dari pihak pemerintah Korea Selatan dan juga pihak pelaksana acara tersebut. (paa/rge)