ANDALPOST.COM — Pecahan peluru dari tank Israel menghantam perbatasan Mesir sehingga menyebabkan tujuh orang, termasuk beberapa penjaga perbatasan Mesir tewas, Minggu malam (22/10/2023).
Israel mengonfirmasi bahwa serangan itu secara tidak sengaja mengenai posisi Mesir di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza.
“Insiden ini sedang diselidiki dan rinciannya sedang ditinjau IDF (tentara Israel) menyatakan kesedihan atas insiden tersebut,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Seorang juru bicara militer Mesir membenarkan insiden tersebut. Namun, ia tidak menyebutkan berapa banyak personilnya yang terluka.
Tentara Mesir pun mengungkapkan Israel menyatakan penyesalan atas insiden nahas tersebut dan tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Disisi lain, orang-orang yang terluka dibawa ke rumah sakit, kata seorang saksi dan sumber medis. Para saksi melaporkan mendengar ledakan yang diikuti oleh suara ambulans yang dikerahkan dari wilayah Mesir.
Marwan Bishara, analis politik senior mengatakan insiden tersebut dapat semakin memperumit hubungan Israel dengan Mesir.
“Hal ini, pada kenyataannya, dapat menimbulkan peringatan lebih lanjut dari Mesir kepada Israel bahwa mereka perlu mengendurkan pemboman yang tidak pandang bulu dan mengerikan di Gaza yang sudah tidak terkendali lagi,” kata Bishara.
Analis tersebut menambahkan bahwa ada kemarahan publik dan kelompok terhadap pemboman Israel di Gaza. Namun, Mesir masih tetap berkoordinasi menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dengan Tel Aviv.
Tidak Menganggu Bantuan
Menurut media Mesir, para saksi mengatakan serangan Israel tidak akan mengganggu aliran bantuan ke Gaza.
Ledakan yang tidak disengaja itu terjadi hanya beberapa jam setelah konvoi kedua truk bantuan memasuki perbatasan Rafah di sisi Mesir menuju Gaza.
Konvoi pertama yang terdiri dari 20 truk telah memasuki wilayah kantong yang terkepung sehari sebelumnya. Namun, para pejabat bantuan memperingatkan bahwa persediaan makanan, air dan bahan bakar masih menipis.
Israel telah mencegah bantuan memasuki perlintasan tersebut karena terus mengebom Jalur Gaza selama lebih dari dua minggu. Sebagai tanggapan atas serangan Hamas di tanah Israel pada 7 Oktober.
Para pejabat PBB mengatakan setidaknya 100 truk setiap hari dibutuhkan di Gaza untuk merespons krisis tersebut. Sebelum kejadian baru-baru ini terjadi, beberapa ratus truk telah tiba di sana setiap hari.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.