ANDALPOST.COM — Kelompok pertama warga sipil yang dievakuasi dari Gaza menyeberang ke Mesir berdasarkan kesepakatan yang dimediasi Qatar, Rabu (1/11/2023).
Sementara itu, pasukan Israel kembali mengebom daerah kantong Palestina dari darat, laut serta udara saat mereka melancarkan serangan terhadap militan Hamas.
Ledakan lain mengguncang Jabalia, kamp pengungsi terbesar di Gaza, pada hari Rabu atau sehari setelah pejabat kesehatan Palestina mengatakan serangan udara Israel menewaskan sekitar 50 orang dan melukai 150 orang di sana.
Pihak Israel juga mengklaim bahwa serangan itu turut menewaskan seorang komandan Hamas.
Namun, belum ada informasi mengenai kemungkinan korban jiwa. Rekaman menunjukkan asap mengepul di atas kamp dan orang-orang memilah-milah tumpukan puing dan membawa pergi korban luka.
“Ini adalah pembantaian,” kata seorang saksi mata di lokasi kejadian.
Secara terpisah, pihak Palestina mengatakan sebuah bom menghantam sebuah rumah sakit mata di Kota Gaza pada Rabu. Lantas menyebabkan kebakaran, meskipun tidak ada rincian mengenai korban atau tingkat kerusakan.
Sementara orang-orang yang dievakuasi ke Mesir telah terjebak di Gaza sejak dimulainya perang lebih dari tiga minggu lalu.
Warga sipil tersebut dibawa melalui perbatasan Rafah, dan sebuah sumber di perbatasan mengatakan mereka sedang menjalani pemeriksaan keamanan di sisi Mesir.
Mereka termasuk setidaknya 320 pemegang paspor asing dan beberapa warga Gaza yang terluka parah, kata tiga sumber Mesir dan seorang pejabat Palestina.
Sebuah sumber diplomatik yang mengetahui rencana Mesir mengatakan sekitar 7.500 pemegang paspor asing akan dievakuasi dari Gaza selama sekitar dua minggu. Bandara Al Arish akan disediakan untuk menerbangkan orang keluar.
Para diplomat mengatakan para pengungsi warga negara asing diperkirakan akan melakukan perjalanan melalui jalan darat ke Kairo dan terbang keluar dari sana.
“Sebuah langkah penting ke arah yang benar, yang perlu kita lanjutkan,” kata Tor Wennes Land, utusan perdamaian Timur Tengah PBB, melalui platform media sosial X, memuji pembukaan Rafah untuk pengungsi pertama.
Serangan Israel
Meskipun ada terobosan dalam bidang kemanusiaan, pesawat perang Israel, kapal angkatan laut dan artileri menyerang Gaza sepanjang malam, menimbulkan lebih banyak korban jiwa di kalangan penduduk sipil, kata penduduk Palestina.
Rumah sakit pun kesulitan untuk mengatasinya di tengah penutupan yang disebabkan oleh kekurangan bahan bakar. Sehingga Israel menolak membiarkan konvoi bantuan kemanusiaan masuk ke daerah kantong Jalur Gaza.
Mereka beralasan khawatir rumah sakit tersebut dialihkan ke pejuang Hamas.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.