ANDALPOST.COM — Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyindir suasana politik tanah air menjelang pemilu 2024 seperti Drama Korea (Drakor), mendapat tanggapan dari salah satu Calon Presiden (Capres) yang digadang-gadang akan maju di Pilpres 2024, Ganjar Pranowo.
Ganjar mengatakan, ia setuju dengan pernyataan Jokowi bahwa politik seharusnya diisi dengan gagasan dan ide, bukan adu perasaan. Ia pun menegaskan bahwa dirinya siap bertarung di Pilpres 2024 dengan politik gagasan.
“Saya setuju dengan Pak Jokowi, politik itu harus diisi dengan gagasan dan ide, Ya nggak papa, semua orang bisa berkomentar apapun. Saya setuju dengan politik gagasan, maka demokrasi mesti kita dudukkan dalam porsinya sehingga cara-cara yang tidak pas jangan dipakai,” kata Ganjar dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (8/11/2022).
Mantan Gubernur Jateng itu mengatakan, politik gagasan adalah politik yang berfokus pada solusi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat. Ia pun berjanji akan menghadirkan politik yang berbeda di Pilpres 2024.
“Politik gagasan itu politik yang fokus pada solusi. Saya akan menghadirkan politik yang berbeda di Pilpres 2024,” ujar Ganjar.
Ganjar juga mengajak semua pihak untuk menjaga kondusifitas politik menjelang Pilpres 2024. Ia berharap, Pilpres 2024 dapat berjalan dengan lancar dan damai.
“Mari kita jaga kondusifitas politik menjelang Pilpres 2024. Kita harapkan Pilpres 2024 dapat berjalan dengan lancar dan damai,” kata Ganjar.
Politik itu Tarung Gagasan Bukan Baperan
Sebelumnya, Jokowi dalam acara Rakernas II PDIP di Bali, Minggu (6/11/2023), menyinggung kondisi politik tanah air menjelang pemilu 2024. Jokowi mengatakan, politik saat ini banyak dramanya seperti Drakor.
“Saat ini kita sudah masuk tahun politik tahun pemilu, dan saya ingin kita semua memiliki pandangan yang sama bahwa dalam demokrasi, yang namanya kompetisi politik itu biasa itu biasa, wajar, keinginan untuk menang itu juga boleh-boleh saja, itu juga wajar, bertanding untuk menang itu hal yang sangat wajar, tapi yang harus tetap kita tunjukkan adalah demokrasi yang berkualitas,” kata Jokowi.
Jokowi mengingatkan demokrasi yang dibangun saat ini tidak bertujuan untuk memecah belah bangsa. Jokowi ingin demokrasi menghasilkan solusi-solusi bagi untuk kemajuan bangsa.
“Demokrasi yang tidak memecah belah, demokrasi yang tidak saling menjelekkan dan saling memfitnah, demokrasi yang ingin kita bangun adalah demokrasi yang membangun, yang menghasilkan solusi terhadap masalah-masalah bangsa, yang menghasilkan strategi-strategi untuk kemajuan bangsa,” ujarnya.
Jokowi lantas menilai kondisi politik saat ini penuh dengan drama. Ia menyebut seharusnya pertarungan demokrasi diisi dengan kompetisi adu gagasan, bukan adu perasaan.
“Karena saya melihat akhir-akhir ini yang kita lihat adalah terlalu banyak dramanya, terlalu banyak drakornya, terlalu banyak sinetronnya, sinetron yang kita lihat. Mestinya kan pertarungan gagasan, mestinya kan pertarungan ide, bukan pertarungan perasaan. Kalau yang terjadi pertarungan perasaan, repot semua kita. Tidak usah saya teruskan, nanti ke mana-mana,” ujarnya.
Pernyataan Jokowi tersebut mendapat beragam tanggapan dari berbagai pihak. Ada yang setuju dengan pernyataan Jokowi, namun ada pula yang tidak setuju.
Mereka yang setuju dengan pernyataan Jokowi menilai bahwa politik saat ini memang sudah terlalu banyak drama. Mereka berharap, Pilpres 2024 dapat berlangsung dengan lebih santun dan bermartabat.
Sementara itu, mereka yang tidak setuju dengan pernyataan Jokowi menilai bahwa Jokowi terlalu berlebihan dalam menyinggung kondisi politik saat ini. Mereka menilai bahwa politik saat ini masih dalam batas wajar.
Terlepas dari pro dan kontra tersebut, pernyataan Jokowi tersebut menjadi perhatian publik dan menjadi salah satu topik yang hangat diperbincangkan. (pam/ads)