ANDALPOST.COM – Cybercrime kini mulai mengincar sektor game dan layanan streaming. Sebuah perusahaan keamanan siber Kaspersky menyatakan adanya berbagai ancaman seperti phishing, scam, malware, dan lain-lain akan tetap terjadi bahkan modusnya akan bervariasi.
Kejahatan siber biasanya mengincar pengguna di tengah musim belanja, momen ketika kegiatan sekolah aktif kembali, acara budaya POP bergengsi seperti Grammy dan Oscar, pemutaran film perdana, pengumuman ponsel cerdas baru, dan peluncuran game. Pada waktu-waktu itu lah Kaspersky menilai kejahatan siber melonjak.
Kaspersky membagikan daftar sektor yang berpotensi menjadi sarang kejahatan siber pada tahun ini.
Dalam siaran persnya yang dibagikan pada Kamis (15/12/22), tertulis bahwa pengguna game dan layanan streaming akan menghadapi lebih banyak kejahatan.
Salah satu contoh kejahatan yang diprediksi akan marak terjadi di tahun depan adalah penipuan berlangganan game.
Skema Penipuan
Layanan berlangganan game memiliki potensi terkena skema penipuan, seperti penjualan kunci dan upaya pencurian akun.
Skema itu disebut mirip dengan penipuan streaming berdasarkan pengamatan selama beberapa tahun terakhir.
Perusahaan keamanan siber itu juga menegaskan bahwa para pelaku kejahatan siber memiliki kemampuan cepat dalam beradaptasi ke tren sosial, ekonomi, dan budaya baru.
Sehingga skema atau modus penipuannya pun bervariatif demi mendapatkan keuntungan dari situasi tersebut.
Kaspersky mencontohkan salah satu layanan berlangganan game yang saat ini sedang tinggi peminatnya, seperti PlayStation Plus Sony yang mulai bersaing dengan layanan berlangganan Microsoft, Game Pass. Beberapa penawaran berlangganan game tidak hanya ditawarkan di konsol namun juga di PC.
Adanya beberapa perangkat yang dibutuhkan untuk menunjang permainan, seperti Headset yang dibutuhkan untuk fungsionalitas PS5 dapat menjadi celah kejahatan siber.
Jika masing-masing perusahaan game membuka layanan presale, Kaspersky menyampaikan hal tersebut memberi potensi penawaran presale palsu.
Tidak hanya itu, hadiah dan diskon, serta tiruan lainnya menjadi variasi penipuan dalam rangka mengeksploitasi dampak kekurangan konsol sebagai kebutuhan layanan game.
Selain itu, mata uang virtual biasanya digunakan untuk transaksi pembayaran di dunia maya. Nantinya, mata uang virtual akan diminati para pelaku kejahatan siber.
Bagaimana tidak, saat ini sebagian besar game modern telah mengimplementasikan monetisasi yang dikenal sebagai penjualan item dan booster dalam game untuk menunjang performa pengguna di dalam dunia game.
Selain itu, kini beberapa permainan online juga telah menawarkan mata uang dalam game.
Adanya fitur-fitur tersebut menjadi sasaran utama para penjahat siber karena mereka dapat memproses uang secara langsung. Modus yang sering terjadi adalah pencurian akun game.
Terdapat data dari perusahaan keamanan siber yang menunjukkan adanya pencurian item di dalam game yang bernilai hingga 2 juta dolar.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.