ANDALPOST.COM – Inggris mengeluarkan pernyataan mengenai invasi Rusia terhadap Ukraina yang disampaikan oleh delegasi Inggris untuk OSCE, Ian Stubbs di Forum OSECE bertema kerja sama keamanan, Rabu (1/2).
Stubbs mengatakan bahwa Inggris turut prihatin atas perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Dia menyayangkan langkah Rusia yang mengerahkan pasukan militer di sepanjang perbatasan Ukraina dan Krimea yang dianeksasi secara ilegal.
Hingga kini, Rusia telah mengerahkan lebih dari 60 Grup Taktis Batalyon di perbatasan Ukraina serta mengembangkan pasukan dan elemennya.
Bahkan, Rusia dan Belarus Tengah melakukan Latihan Union Resolve di dekat perbatasan utara Ukraina.
Kendati belum diketahui pasti tujuan dari latihan tersebut, namun sebagian besar meyakini, Rusia bersekongkol dengan Belarusia guna menyerang Ukraina.
“Tindakan Rusia dan Belarusia hari itu hanyalah salah satu contoh dari keputusan jahat dan disengaja yang diambil untuk secara sistematis, membangun keyakinan dan keamanan, termasuk Dokumen Wina guna mendukung persiapan invasi,” tutur Ian Stubbs.
Kemudian, Rusia berupaya menggunakan komitmen internasional yang dibuat untuk mencegah eskalasi, membangun rasa saling percaya antar negara, serta mengurangi ketegangan militer.
“Bukan pertama kalinya kami memperingatkan bahwa setiap serangan militer Rusia ke Ukraina akan menjadi kesalahan strategis yang sangat besar dan akan menimbulkan kerugian besar.”
“Inggris dan mitranya dengan jelas meminta Rusia untuk menurunkan ketegangan dan menempuh jalur diplomasi,” sambungnya.
Stubbs juga mengingatkan bahwa delegasi Rusia dengan sengaja ingin merusak Forum tersebut.
Sehingga, ia mempertegas segala bentuk propaganda, kebohongan, serta ancaman dari Rusia semakin memperjelas bahwa negara tersebut telah mempersiapkan invasi.
“Pada tahun lalu, pimpinan militer Rusia telah meyakinkan Putin bahwa kemenangan sudah pasti berada di genggaman dan langkah untuk menyerang telah dibuat.”
“Mereka yakin konsep Grup Taktis Batalyon yang dipuji akan menghasilkan kekalahan yang cepat bagi Angkatan Bersenjata Ukraina,” terang Stubbs.
Sayangnya, kepemimpinan, peralatan logistik, disiplin, dan pelatihan militer Rusia yang buruk justru membuat negara itu mengalami kekalahan selama invasi.
“Kemampuan Rusia untuk melakukan perang manuver senjata gabungan dengan cepat runtuh,” terangnya.
“Grup Taktis Batalyon Rusia sekarang diganti dengan narapidana dan penjahat,” kata Stubbes.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.